Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam kondisi pandemi Covid-19, perbankan mau tidak mau harus membatasi kebutuhan operasional. Walau terdengar lebih efisien, hal ini juga membuat pendapatan operasional juga semakin kecil. Walhasil, kemungkinan besar rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) bakal meningkat.
Ambil contoh, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang mengatakan per Mei 2020 posisi BOPO meningkat menjadi sebesar 78%. Kendati masih terbilang rendah, Direktur Keuangan Bank BNI Sigit Prastowo mengatakan posisi ini naik dari akhir 2019 yang sebesar 73%.
Baca Juga: CIMB Niaga dorong nasabah pakai fitur QRIS
Rupanya menurut Sigit, kenaikan ini disebabkan banyaknya restrukturisasi kredit sebagai dampak perlambatan Covid-19. "Hal ini membuat pendapatan bunga sedikit turun (penundaan dan diskon bunga)," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (22/7). Bukan cuma itu, adanya kenaikan biaya pencadangan alias cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) juga membuat beban perusahaan semakin tinggi.
Akan tetapi, bank berlogo 46 ini menyebut hal tersebut sangat wajar lantaran perlambatan ekonomi memang membuat kualitas kredit menurun. Dus, pihaknya memproyeksi BOPO akan terus meningkat hingga di atas 80% pada akhir tahun 2020.
Sebagai gambaran saja, per Mei 2020 total beban pendapatan operasional selain bunga bersih perseroan sudah mencapai Rp 7,57 triliun. Posisi ini meningkat sekitar 14,14% secara year on year (yoy) dari periode setahun sebelumnya Rp 6,79 triliun.
Bukan cuma bank besar saja, bank di kelompok BUKU III seperti PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) juga mengatakan hal senada. Menurut Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha posisi BOPO di bulan Mei 2020 ada di level 70,71%.
Baca Juga: Merasa sulit berkomunikasi dengan manajemen Kresna Life, pemegang polis sambangi OJK
Menurut Ferdian, posisi tersebut masih jauh dari rata-rata industri yang di bulan April 2020 ada pada posisi 84,85%. Namun, menurutnya realisasi tersebut sedikit meningkat kalau dibandingkan dengan tahun lalu. "Kontribusi terbesar (beban) dari pencadangan dan CKPN," singkatnya.
Menurut hitung-hitungan perseroan, ada potensi peningkatan BOPO hingga akhir tahun. Bank bersandi bursa BJTM ini pun memperkirakan BOPO bakal ada di atas 70% sampai akhir tahun ini.