kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank besar royal bagi-bagi dividen


Kamis, 16 Mei 2019 / 21:05 WIB
Bank besar royal bagi-bagi dividen


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lima bank besar di kelas Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 4 loyal menebar dividen. Minimal 20% dari laba bersih 2018 dialokasikan BUKU 4 sebagai dividen tunai.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100) misalnya yang baru rampung menggelar RUPST, Kamis (16/5) memutuskan memberikan dividen tunai Rp 11,25 triliun, atau setara 45% dari laba bersih 2018 senilai Rp 25,01 triliun. Sedangkan sisa 55% dari laba bersih senilai Rp 13,75 triliun masuk saldo ditahan.

Secara nilai, dividen yang dibagikan memang meningkat 21,21% dibandingkan nilai yang dibagikan tahun lalu sebesar Rp 9,28 triliun setara 45% dari laba 2017 senilai Rp 20,63 triliun pada 2017.

Payout ratio masih sama sebesar 45%, karena kami mesti menyiapkan return earning untuk menambah ekuitas dalam rangka pertumbuhan 2019. Dan terutama tahun depan ada dampak dari penerapan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) 71 yang akan menggerus return earning. Sehingga sisa 55% laba ditahan untuk menambah ekuitas,” papar Panji.

Panji memprediksi implementasi PSAK 71 bakal menggerus capital adeqaucy ratio (CAR) 1%-2%, serta meningkatkan beban coverage ratio menjadi lebih dari 160%. Sementara saat ini rasio pencadangan perseroan masih berada di level 152%.

“Kami yakin coverage ratio kelak mencapai 160%, bahkan lebih. Tapi CAR kami juga masih besar di level 22,5%, berkurang hingga 2% pun masih lebih dari 20%, belum lagi ditambah Rp 13,75 triliun tadi,” jelasnya.

Isu implementasi PSAK 71 yang menggerus modal perbankan bahkan mengurangi alokasi dividen PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100). Bank berlogo 46 ini cuma memberikan dividen tunai Rp 3,75 triliun, atau setara 25% laba 2018 sebesar Rp 15,01 triliun.

Nilai dividen tersebut menurun 21,23% dibandingkan dividen tahun lalu senilai Rp 4,76 triliun atau setara 35% dari laba 2017 sebesar Rp 13,61 triliun. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni bilang penurunan tersebut sesuai dengan usulan perseroan kepada pemegang saham. Sebab posisi CAR BNI masih berada di bawah rata-rata industri di kisaran 23%.

"CAR BNI itu 18,5%. Sementara beberapa tahun terakhir kredit kami tumbuh selalu di atas industri. Kalau terus begini ruang untuk ekspansi kami semakin terbatas. Dengan meningkatkan saldo laba ditahan, BNI akan akan menjaga CAR di level 18,5% hingga akhir tahun,” kata Baiquni.

Meski demikian, adapula PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI, anggota indeks Kompas100), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA, anggota indeks Kompas100) yang justru meningkatkan nilai maupun dividend payout ratio (DPR).

BRI tercatat paling loyal membagikan dividen, nilainya mencapai Rp 16,17 triliun, setara 50% dari laba 2018 sebesar Rp 32,35 triliun. Nilai dividen tersebut meningkat 23,96% dibandingkan dividen tahun sebelumnya Rp 13,04 triliun, atau setara 45% dari laba 2017 senilai Rp 28,99 triliun.

“CAR kami masih longgar, untuk cadangan lain masih cukup, sehingga dengan 50% laba ditahan kami masih bisa ekspansi,” kata Direktur Utama BRI Suprajarto.

BRI tak khawatir ihwal implementasi PSAK 71, sebab sejak dua tahun belakangan perseroan telah mengalokasikan coverage ratio lebih dari 195%. Pada 2017 coverage ratio BRI mencapai 195,54%, sementara pada 2018 sebesar 200,61%.

Pun BCA yang membagikan dividen senilai Rp 8,38 triliun, setara 32,40% dari laba 2018 senilai Rp 25,85 triliun. Nilai dividen tersebut meningkat 33,32% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 6,28 triliun atau setara 26,90% laba 2017 senilai Rp 23,30 triliun.

Sedangkan BUKU 4 lainnya, yaitu PT Bank CIMB NIaga Tbk (BNGA, anggota indeks Kompas100) membagikan dividen senilai RP 696 miliar, setara 20% laba 2018 senilai Rp 3,48 triliun. Nilai dividen tersebut meningkat 16,97% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 595 miliar, setara 20% laba pada 2017 senilai Rp 2,97 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×