kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank BUMN Siap Tebar Dividen, Begini Rekomendasi Saham Jagoan Analis


Jumat, 08 Maret 2024 / 06:45 WIB
Bank BUMN Siap Tebar Dividen, Begini Rekomendasi Saham Jagoan Analis
ILUSTRASI. Nasabah usai melakukan transaksi melalui ATM Bank BRI di Bintaro, Tangerang Selatan, Minggu (25/6/2023). (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rangkaian Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dari bank-bank milik negara (Himbara) pekan ini telah usai. Hasilnya, dividen dengan nilai Rp 92,19 triliun pun siap ditebar kepada para pemegang saham dari bank pelat merah ini.

Sebagai pemegang saham pengendali, pemerintah tentu menjadi yang paling mendapat untung dari pembagian dividen ini. Jika ditotal, Himbara bakal menyetor dividen ke kas negara mencapai Rp 49,59 triliun. Adapun nilai dividen yang didapat dari pemerintah pun mengalami peningkatan dari yang didapat tahun lalu senilai Rp 40,75 triliun. 

Sementara itu, sisa dividen Himbara yang bakal dibagi untuk pemegang saham publik senilai Rp 42,6 triliun.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menjadi yang paling berkontribusi besar terhadap total dividen yang mencapai Rp 48,1 triliun. Maklum, bank ini mampu mencatat laba paling besar mencapai Rp 60,4 triliun.

Baca Juga: Sah! Bank Mandiri (BMRI) Bagikan Dividen Rp 33,06 Triliun dari Laba Tahun 2023

Namun, sejatinya rasio dividen bank yang fokus pada kredit UMKM ini tercatat turun dari tahun sebelumnya 85% menjadi 80%. Dividen yield berdasarkan penutupan harga Kamis (7/3) tercatat sebesar 5,12%.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa pihaknya bakal menjaga rasio dividen yang dibagikan kurang lebih 80%, setidaknya selama lima tahun ke depan. Menurutnya, kondisi itu telah memperhitungkan posisi permodalan kuat yang dimiliki BRI saat ini.

Mengingat, rasio permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) bank berkode emiten BBRI ini ada di level 27%. Ia bilang ketentuan permodalan untuk bisa meng-cover segala risiko itu di level 17,15%. Artinya, ada kelonggaran penggunaan CAR sekitar 10%.

“Ambil contoh jika tiap tahunnya menggerus CAR sebesar 2%, maka BRI bisa membagikan besaran rasio dividen yang sama selama lima tahun lagi,” ujar Sunarso belum lama ini.

Dari sisi bisnis, potensi pertumbuhan pun masih terbuka lebar bagi BRI. Di mana, keberadaan holding ultra mikro menjadi salah satu andalan BRI dalam menggenjot kredit saat ini.

Untuk BRI, nilai outstanding pinjaman segmen ultra mikro mencapai Rp 611,2 triliun selama periode 2023. Buat perbandingan, di 2021 outstanding pinjaman mencapai Rp 483,9 triliun dan di 2022 sebesar Rp 551,3 triliun.

Di posisi kedua, ada PT Bank Mandiri Tbk yang membagikan total dividen senilai Rp 33,03 triliun. Ini setara dengan 60% dari total laba bank berkode saham BMRI di 2023 yang senilai Rp 55,1 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi bilang besaran dividen tersebut telah sejalan dengan posisi likuiditas dan permodalan yang dimiliki bank berlogo pita emas ini. CAR Bank Mandiri hingga akhir tahun ini diproyeksikan bakal sama dengan posisi 2023 yang di level 22%.

Baca Juga: Naik Jabatan, Mantan Menpora Zainudin Amali Jadi Wakil Komisaris Utama Bank Mandiri

Darmawan pun optimistis dengan beragam pengembangan serta inovasi digital yang tengah dijalankan dapat mampu mendukung rencana bisnis berkelanjutan bank. Terutama dalam mendorong fungsi intermediasi yang menjadi bisnis utama bank.

“Kami akan terus memacu pengembangan bisnis dan layanan Bank Mandiri agar dapat memenuhi ekspetasi seluruh stakeholder,” ujarnya.

Tak mau kalah, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) alias BNI juga membagikan dividen senilai Rp 10,45 triliun. Nilai tersebut setara dengan Rp 280,5 per saham.

Menariknya, rasio dividen BNI pun mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang sebesar 40% menjadi 50%. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengungkapkan bahwa hal tersebut dikarenakan permodalan BNI yang sudah cukup tebal.

Namun, Royke tak mau mengumbar janji apakah akan terus memperbesar rasio dividen di tahun depan. Ia hanya bilang belum memikirkan hal tersebut.

“Belum ada proyeksi rasio dividen tahun depan,” ujar Royke singkat saat dihubungi KONTAN, Kamis (7/3).

Terakhir, ada PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang membagikan dividen paling mini di antara Himbara lainnya. Maklum, bank berkode emiteb BBTN ini juga mencatat laba paling kecil senilai Rp 3,5 triliun.

Bank yang berfokus pada kredit properti ini membagikan dividen senilai Rp 700,19 miliar. Ini setara dengan 20% dari total laba 2023, tak ada peningkatan rasio dividen dari tahun sebelumnya.

Hanya saja, Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengungkapkan tahun depan pihaknya berencana mengakselerasi rasio dividen hingga 25%. Namun, itu juga akan tetap memperhatikan kinerja keuangan sepanjang tahun ini.

”Kita lihat lagi nanti kinerjanya seperti apa, kalau rencana bisnis bank tercapai semoga bisa diakselerasi,” ujar Nixon dalam konferensi pers, Rabu (6/3).

Baca Juga: Cek Emiten Bank di KBMI 3 yang Bakal Bagikan Dividen Tahun Ini

Nixon juga bilang bahwa pembagian dividen ini juga tetap mempertimbangkan modal yang dimiliki oleh BTN. Dalam hal ini, ia memperhatikan rasio modal tier 1 yang dimiliki.

Jika menilik laporan keuangan per 31 Desember 2023, rasio modal tier-1 milik BTN berada di level 17,45% naik dari tahun sebelumnya 16,13%. Sementara itu, rasio CAR BTN berada di level 20,07%, sedikit turun dari tahun 2022 di 20,17%.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengungkapkan bahwa saham-saham Himbara ini sejatinya memang sudah menarik, tanpa mempertimbangkan dividen yang dibagikan.

Namun, pembagian dividen memang tetap menjadi tambahan daya tarik bagi emiten bank-bank ini. Mengingat, dividen yield-nya ada yang mencapai di atas 5%.

“Kalau fundamental saja sudah bagus ditambah konsisten bagi dividen tentu sahamnya layak dikoleksi,” ujar Nico.

Dari segi profitabilitas, Himbara ini memang memiliki rasio Net Interest Margin yang tinggi. Terlebih, ada yang lebih tinggi dibandingkan bank-bank di kawasan regional. Sebut saja, Krung Thai Bank milik Thailand, yang mencatatkan NIM 3,22% di 2023. Selain itu, ada juga Bangkok Bank yang mencatat NIM 3,02% di periode sama.

Sebagai perbandingan, BTN yang merupakan bank paling bontot di antara Himbara lainnya saja mampu mencatatkan NIM di level 3,75%. Apalagi BRI yang memiliki laba terbesar di tanah air bisa memiliki NIM di level 6,84%.

 

Baca Juga: Gelar RUPS, Bank Mandiri Merombak Posisi Direksi dan Komisaris

Nico pun bilang saat ini pihaknya paling menyukai saham BBRI dengan pasar UMKM yang besar. Di mana target harganya di level Rp 6.650 per saham.

“Meskipun BNI dan Mandiri juga tak kalah menarik ya,” ujarnya

Ia menargetkan harga saham Bank Mandiri di level Rp 7.400, saham BNI di level Rp 6.400, dan saham BTN di level Rp 1.700.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×