kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank daerah memacu kredit produktif


Kamis, 16 November 2017 / 13:40 WIB
Bank daerah memacu kredit produktif


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Pembangunan Daerah (BPD) masih kesulitan menyalurkan kredit ke sektor produktif. Pasalnya, kredit produktif ini memiliki risiko tinggi sehingga akan menggerek kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL).

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bank daerah hanya memiliki porsi kredit produktif 30% atau senilai Rp 113,09 triliun terhadap total kredit Rp 376,71 triliun per Agustus 2017. Sisanya, kredit senilai Rp 263,62 triliun mengalir ke konsumer.

Sedangkan, BPD mencatat kredit produktif memiliki NPL sebesar 9,3% per Agustus 2017. Kredit macet di sektor produktif ini berasal dari sektor seperti tambang, transportasi, pertanian, properti, perdagangan dan konstruksi.

Direktur Utama Bank Sumsel Babel Muhammad Adil mengatakan, pihaknya akan menyasar kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan kredit usaha rakyat (KUR) untuk meningkatkan porsi kredit produktif. "Saat ini, sektor UMKM menyumbang 22% dari total kredit bank," kata Adil kepada KONTAN, Rabu (15/11).

Direktur Operasional Bank Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Muhammad Yamin menyampaikan, banknya telah memiliki porsi kredit produktif sebesar 44% dari total kredit. Kredit UMKM dan KUR sebagai penopang kredit bank ini.

Bank ini akan menjaga kualitas kredit sektor produktif dengan selektif dalam menyalurkan kredit. Beberapa sektor kredit yang mempunyai potensi NPL tinggi adalah komoditas tambang.

Direktur Keuangan Bank Jawa Timur Ferdian Satyagraha menyebut, pihaknya akan melakukan analisa yang hati-hati untuk menjaga kenaikan NPL sektor produktif. Misal, perbaikan proses analisa kredit dan peningkatan agunan untuk meminimalisir risiko. Bank ini mencatat kredit produktif menyumbang 32,35% terhadap total kredit per September 2017.

Direktur Utama Bank Sumatera Utara Edie Rizliyanto menuturkan, pihaknya sudah menyiapkan beberapa strategi untuk meningkatkan kredit produktif dan meminimalisir risiko. Misalnya, bank ini akan masuk ke proyek strategis nasional. Kemudian, menambah produk baru pembiayaan produktif.

Bank Sumut juga membentuk divisi risiko kredit dan penempatan relationship manager kantor cabang yang menangani kredit korporasi dan komersial. Bank yang berpusat di Medan, Sumatera Utara ini mencatatkan penyaluran kredit produktif menyumbang 48,9% dari total kredit per Oktober 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×