Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat perbankan digital berlomba menawarkan bunga simpanan yang tinggi, beban bunga pun dapat menggerus pendapatan bunga bersih yang bisa diperoleh. Alhasil, pendapatan non bunga seperti fee based income menjadi salah satu kunci untuk menopang kinerja laba.
Maklum, bank digital ini menawarkan layanan perbankan berbasis digital, di mana ada beberapa fitur yang menjadi sumber fee based income. Beberapa bank digital pun tercatat mengalami peningkatan hingga tiga digit selama dua bulan 2024 ini, meski nilainya masih tergolong mini.
Mengacu laporan bulanan per Februari 2024, Bank Amar tercatat dengan pertumbuhan fee based income paling tinggi. Di mana, pertumbuhannya melejit hingga 210% secara tahunan (YoY) dengan nilai baru sekitar Rp 310 juta.
Sementara itu, BCA Digital menyusul dengan pertumbuhan paling besar sekitar 191% YoY. Bank digital milik BCA tersebut mampu meningkatkan fee based income-nya dari sekitar Rp 2,12 miliar menjadi Rp 6,17 miliar.
Baca Juga: Bos BTN Sebut Penjualan Aset Busuk Topang Fee Based Income Sepanjang 2023
Ketiga, ada Hibank yang mampu meningkatkan fee based income yang dimiliki sekitar 105,88% YoY menjadi Rp 1,05 miliar per Februari 2024. Sebagai perbandingan, periode setahun sebelumnya, fee based income dari anak usaha BNI ini baru sekitar Rp 510 juta.
Dari sisi nilai, Seabank, sebagai bank milik Grup Shopee ini mencatatkan fee based income tertinggi di dua bulan pertama 2024. Nilainya mencapai Rp 17,74 miliar dengan pertumbuhan mini sekitar 9,71% YoY.
Kondisi tersebut pun menopang kinerja laba Seabank yang tetap tumbuh 163,5% secara tahunan menjadi Rp 34,07 miliar pada Januari-Februari tahun ini. Padahal, Bank ini membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 825,94 miliar dalam dua bulan pertama tahun ini, turun 19% YoY.
Selanjutnya, ada Bank Neo Commerce (BNC) yang menempati peringkat dua dari sisi nilai fee based income. BNC mencatatkan fee based income senilai Rp 16,5 miliar, namun nilai tersebut mengalami penurunan sekitar 7,2% YoY.
Memang, penurunan fee based income juga tercatat dialami minoritas bank digital yang ada tanah air. Bank Jago yang merupakan bank digital milik ekosistem Goto menjadi salah satu yang harus mengalaminya.
Bank Jago membukukan penurunan fee based income terbesar di antara bank-bank digital lainnya. Bank berkode saham ARTO tersebut mencatat fee based income senilai Rp 1,05 miliar atau turun 71,85% YoY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News