kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Sejumlah Bank Proyeksi Fee Based Income Tumbuh Dua Digit


Kamis, 28 Maret 2024 / 21:24 WIB
Sejumlah Bank Proyeksi Fee Based Income Tumbuh Dua Digit
ILUSTRASI. Salah satu sumber alternatif bagi perbankan untuk memperoleh cuan adalah melalui fee based income. KONTAN/Baihaki/27/12/2022


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu sumber alternatif bagi perbankan untuk memperoleh cuan adalah melalui fee based income atau pendapatan komisi. Apalagi era suku bunga tinggi, perbankan bisa mengandalkan layanan dan produk non bunga untuk meningkatkan cuan pendapatan. Tak ayal, sejumlah bank menargetkan pertumbuhan fee based income hingga dua digit. 

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) misalnya, Direktur Keuangan Novita Widya Anggraini menyebut pihaknya menargetkan kenaikan fee based income hingga 11%.

"Kami proyeksi target fee based income naik hingga 9-11%," katanya kepada KONTAN, Kamis (28/3). 

Baca Juga: Bank BJB Targetkan Fee Based Income Rp 700 Miliar dari Transaksi Mobile Banking

Asal tahu saja, jika melihat laporan keuangannya, sepanjang 2023 pendapatan non bunga BNI mencapai Rp 21,47 triliun atau tumbuh 6,6%.

Dari capaian tersebut, segmen konsumer mampu mencetak pendapatan sebesar Rp 6,96 triliun atau naik 0,5%, hal itu ditopang oleh pendapatan dari layanan account maintenance sebesar Rp2,22 triliun. Kemudian disusul biaya bisnis kartu dan bancassurance sebesar Rp 2,16 triliun, dan terakhir dari ATM dan e-chennel yang berkontribusi Rp1,29 triliun.

Di sisi lain fee based income BNI dari business banking berkontribusi Rp 7,49 triliun, ditopang dari komisi investasi saham, kustodi, dan lainnya sebesar Rp 2,68 triliun.

Sementara itu Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB), Yuddy Renaldi yakin fee based income mampu tumbuh signifikan tahun ini, sehingga kontribusinya terhadap total pendapatan juga meningkat. 

"Di tahun 2024 ini untuk fee based income yang bersumber dari transaksi digital / e-channel kami memproyeksikan dapat tumbuh sekitar 30% dari pencapaiannya di tahun lalu," kata Yuddy. 

Baca Juga: Bank Mandiri Optimistis Bisnis Remitansi Tumbuh 30% pada Momen Ramadan dan Lebaran

Menurut laporan keuangannya, fee based income BJB mencapai Rp 1,8 triliun atau naik 16,2% dibanding capaaian 2022 sebesar Rp 1,5 triliun. 

Yuddy menyampaikan bahwa untuk mencapai target tersebut BJB akan mengoptimalkan layanan mobile banking sehingga nasabah akan lebih aktif bertransaksi yang ujungnya memberikan fee based income bagi bank bjb. 

Sebagai informasi, baru-baru ini memulai kerja sama dengan PT Verihubs Inteligensia Nusantara, perusahaan teknologi biometrik AI yang berbasis di Indonesia guna meningkatkan pelayanan kepada nasabah melalui penyederhanaan proses onboarding calon nasabah secara digital. 

"Smart mobile banking kami pun sebagai bentuk upaya kami dalam meningkatkan layanan dan memberikan experience yang terus ditingkatkan bagi nasabah akan diluncurkan dalam waktu dekat," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×