Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bank Dinar Indonesia menargetkan perolehan laba bersih mencapai Rp 10 miliar di akhir kuartal IV 2014. Target ini diyakini bisa tercapai karena beban biaya dana (cost of fund) semakin turun pasca berakhirnya perang suku bunga deposito sejak 1 Oktober lalu.
Menurut Hendra Lie, Direktur Utama Bank Dinar, perolehan laba bersih Bank Dinar sempat turun di akhir kuartal III 2014. Laba bersih yang diraih hanya Rp 3,66 miliar. Jumlah ini menunjukkan penurunan sebesar 43,69% secara year on year (yoy) dibanding laba bersih di akhir September 2013 yang mencapai Rp 6,50 miliar.
“Ini diakibatkan tergerusnya laba kami karena tingginya beban biaya dana akibat situasi perang bunga yang terjadi sepanjang tahun ini,” kata Hendra saat dihubungi KONTAN, Selasa (11/11).
Untunglah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberlakukan kebijakan pembatasan suku bunga deposito untuk kalangan bank besar. Menurut Hendra, tingginya suku bunga deposito diakibatkan kalangan bank besar dan bank asing berpacu menawarkan bunga deposito tinggi kepada nasabah. Tak ayal, kondisi ini membuat Bank Dinar terpaksa menaikkan bunga deposito sampai 10,50% agar likuiditas terjaga.
“Namun pasca caping oleh OJK kemarin, tren pasar cenderung turun. Kami juga sudah menurunkan bunga deposito menjadi 10%. Sehingga harapan kami proyeksi laba tahun ini masih bisa tercapai,” pungkas Hendra.
Berdasarkan laporan keuangan Bank Dinar per Desember 2013, laba bersih yang diperoleh mencapai Rp 7,57 miliar. Sehingga tahun ini proyeksi laba bersih Bank Dinar adalah tumbuh 32,10% secara yoy. Proyeksi laba bersih tahun ini sebetulnya melambat dibandingkan realisasi pertumbuhan laba bersih tahun lalu yang tumbuh 56,40% dibanding akhir 2012 yang sebesar Rp 4,84 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News