kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank Ganesha targetkan penyaluran kredit tumbuh 12% di tahun ini


Jumat, 12 April 2019 / 15:55 WIB
Bank Ganesha targetkan penyaluran kredit tumbuh 12% di tahun ini


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) akan lebih agresif melakukan ekspansi bisnis tahun 2019 ini setelah tahun lalu penyaluran kredit perseroan stagnan. Tahun ini, perseroan menargetkan penyaluran kredit tumbuh 12% dari realisasi Rp 2,9 triliun tahun sebelumnya.

Untuk mencapai target tersebut, Bank Ganesha memilih untuk lebih fokus menggenjot penyaluran kredit di segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sedangkan untuk korporasi, perusahaan hanya akan fokus meningkatkan kredit ke sektor yang kualitasnya masih tercatat bagus.

Perseroan memutuskan untuk mengurangi portofolio di sektor multifinance setelah terjebak dalam kredit macet dengan SNP Finance yang saat ini kasusnya masih di pengadilan.

Kualitas aset Bank Ganesha memburuk setelah kasus SNP Finance tersebut. Maklum, perseroan tercatat memiliki tagihan Rp 77 miliar di perusahaan itu. NPL gross bank ini naik drastis dari 0,2% menjadi 4, 25% tahun 2018 dan NPL nett baik dari 0,81% menjadi 0,83%.

"Strategi kami untuk memperbaiki NPL adalah menurunkan porsi kredit multifinance dan kami alihkan ke sektor UMKM. Kami akan akan tata ulang cara pemberian kredit," kata Lisawari, Direktur Utama Bank Ganesha di Jakarta, Jumat (12/4).

Salah satu cara untuk menggenjot kredit UMKM, Bank Ganesha bekerjasama dengan perusahaan fintech Amartha yang memang fokus melakukan pembiayaan di sektor tersebut.

Perseroan tidak khawatir mengenai kualitas aset lewat kerjasama tersebut walaupun dalam data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NPL perusahaan fintech peer to peer lending sangat tinggi.

Setiawan Kumala, Direktur Bisnis Bank Ganesha mengatakan, perseroan telah mempelajari terlebih dahulu bagaimana bisnis dan cara kerja Amartha sebelum memutuskan melakukan kerjasama.

"Kami tidak tetarik kerjasama dengan fintech yang fokus konsumtif. Dan Amartha ini fokus kredit SME, mereka menyalurkan kredit ke desa-desa yang non bankable yang merupakan program pemerintah saat ini. Mereka juga punya proses dimana kami juga bisa melihat profil calon nasabah mereka. " jelasnya.

Untuk memitigasi resiko kredit lewat kerjasama itu, Bank Ganesha meminta Amartha untuk membeli asuransi kredit.

Ke depan, Bank Ganesha juga akan terus meningkatkan kerjasama dengan mitra strategis dan fintech dalam meningkatkan penyaluran kredit. Di samping itu, perusahaan juga akan mempertahankan suku bunga yang kompetitif.

Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) juga ditargetkan tumbuh 12% mengimbangi target penyaluran kredit. Guna mencapai target, Bank Ganesha akan menjaga nasabah loyalitas lewat peningkatan layanan, pengembangan fitur layanan digital dan melakukan cross selling melalui peningkatan kerjasama strategis.

Saat ini, Bank Ganesha sudah memiliki internet banking, mobile banking, dan juga uang elektronik yang dinamai GMoney yang bisa memudahkan transaksi. Setiawan bilang, dalam waktu dekat perseroan akan meluncurkan kartu debit. "Saat ini kami lagi menunggu izin BI untuk peluncuran debit card sehingga nanti akan lebih banyak kerjasama pihak lain seperti dengan e-commerce. " ungkapnya.

Di samping menggenjot kredit, Bank Ganesha juga akan mendorong pendapatan komisi atau fee based income (FBI) dengan target Rp 3 miliar tahun ini. Strategi mendorong pertumbuhan pendapatan non bunga ini, Bank Ganesha banyak melakukan kerjasama dengan perusahaan equity dan asuransi.

Dengan strategi-strategi itu, Bank Ganesha optimis bisa mencatatkan kinerja yang lebih baik tahun ini. Perseroan menargetkan laba bersih bisa mencapai Rp 67 miliar sampai akhir tahun. Sementara kuartal I, perusahaan sudah mencatatkan net profit sekitar Rp 18,68 miliar, lebih tinggi dari target dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) Rp 17,4 miliar.

"Rasio kredit bermasalah juga sudah turun. NPL nett pada Maret 0,65% dan NPL gross 4% . Tetapi di April NPL gross sudah sekitar 1,4%-1,5%." tambah Setiawan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×