Reporter: Yoliawan H | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca penutupan Arjuna Finance yang menyebabkan beberapa dana bank pemberi kredit menjadi bermasalah membuat sejumlah bank yang sering memberi kredit ke multifinance menjadi lebih berhati-hati.
Sebut saja PT Bank Ina Perdana Tbk (Bank Ina). Direktur Utama Bank Ina, Edy Kuntardjo mengatakan, pihaknya akan lebih selektif dan hati-hati lagi dalam menggarap sektor ini. Bahkan menurutnya kredit ke multifinance di tahun ini turun drastis.
“Tahun ini turun drastis dari Rp 490 miliar di Desember 2016 ke November 2017 exposure tinggal Rp 295 miliar. Ke depan kami selektif ke multifinance yang kinerjanya baik, khususnya yang pemegang sahamnya bank atau agen tunggal pemegang merek (ATPM),” ujar Edy kepada Kontan.co.id, Jumat (22/12).
Tidak hanya itu, Edy pun menjelaskan, kinerja keuangan multifinance secara umum menurun saat ini. Bahkan ada beberapa yang sudah dicabut izinnya, hasilnya tentu bank-bank menjadi lebih selektif dalam menyalurkan kredit ke multifinance.
Kendati demikian, prospek multifinance yang kinerjanya baik tidak menutup kemungkinan memiliki prospek yang cerah ke depan, seiring sektor komoditas yang semakin baik dan persaingan tidak ketat karena banyak multifinance yang bertumbangan.
Menurut Edy, tahun depan tren kredit ke multifinance akan ada penurunan, karena bank sangat selektif. Sebagai informasi tambahan, berdasarkan laporan keuangan Bank Ina, hingga Oktober 2017 saluran kredit mencapai Rp 1,28 triliun atau turun 6,56% secara tahunan dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,37 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News