CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Bank Indonesia Proyeksi Transaksi LCS Tumbuh 10% pada 2022


Minggu, 20 Februari 2022 / 05:45 WIB
Bank Indonesia Proyeksi Transaksi LCS Tumbuh 10% pada 2022
ILUSTRASI. Bank Indonesia Proyeksi Transaksi LCS Tumbuh 10% pada 2022


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimistis transaksi perdagangan dan investasi menggunakan mata uang lokal (local currency settlement/LCS) akan mengalami peningkatan pada tahun ini. 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memproyeksikan transaksi LCC akan tumbuh sebesar 10% pada 2022. Setelah tumbuh signifikan di tahun 2021, serta adanya rencana untuk merambah kerja sama dengan negara lain. 

"Pada tahun 2021, total transaksi LCS mencapai US$ 2,53 miliar, dan tahun ini kami bertujuan untuk meningkatkan transaksi ini sebesar 10%," kata Perry, dalam acara seminar bertajuk Finance Track Main & Side Event February Series, pekan lalu. 

Optimisme BI sejalan dengan perolehan transaksi LCS tahun lalu. BI mencatat, total transaksi LCS sebesar US$ 2,53 miliar pada 2021, atau meningkat dari realisasi tahun sebelumnya yakni sebesar US$ 797 juta. 

Baca Juga: Indonesia Pamerkan Kinerja Ekonomi di G20

Jumlah tersebut didominasi oleh transaksi perdagangan yang mencapai 35%. Menyusul transaksi remitansi 14% dan investasi 1%, serta interbank for cover position sebesar 50%.

Saat ini, BI telah menggandeng empat bank sentral untuk penerapan transaksi LCS. Mereka adalah bank sentral China, Thailand, Jepang, dan Malaysia. Ke depan, BI akan memperluas kerja sama kemitraan dengan negara - negara lain. 

Perry menekankan pentingnya diversifikasi penggunaan mata uang untuk memfasilitasi investasi dan perdagangan global bagi negara berkembang guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kerentanan, termasuk potensi dampak sistemik dari guncangan global. 

"LCS sebagai salah satu implementasi diversifikasi mata uang dapat mengendalikan volatilitas nilai tukar dan mendukung ekonomi," tambahnya. 

Baca Juga: Penguatan Nilai Tukar Rupiah Hanya Sementara

Gubernur Bank Sentral China (PBC), Yi Gang, turut mendukung skema diversifikasi mata uang. Ia meyakinkan bahwa skema kerja sama penyelesaian transaksi dengan mata uang lokal dapat meningkatkan perdagangan dan investasi. 

Dukungan tersebut dinyatakan melalui implementasi LCS antara Tiongkok dengan Indonesia yang dipercaya memperkuat ekonomi kedua negara sekaligus mendukung percepatan pemulihan ekonomi di kawasan Asia. 


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×