Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjaga rentabilitas selama pandemi, bank penerima dana pemulihan ekonomi (PEN) terus berupaya mendorong ekspansinya. Bank pelat merah bahkan hampir memenuhi target penyaluran kredit yang ditetapkan pemerintah.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) misalnya hingga 24 Agustus 2020 telah menyalurkan kredit Rp 12,03 triliun. Nilai tersebut setara 2,4 kali dari nilai penempatan dana Rp 5 triliun, adapun targetnya, hingga akhir September perseroan bakal menyalurkan kredit dari dana PEN senilai Rp 15 triliun, atau tiga kali lipat dari nilai penempatan dana.
Direktur Manajamen Risiko BNI Osbal Saragi bilang dana PEN memang akan jadi sumber utama ekspansi kredit perseroan hingga akhir tahun. Maklum, tak cuma dan akan diberikan, perseroan juga memanfaatkan sejumlah stimulus lain seperti penjaminan kredit dari PT Askrindo dan Jamkrindo guna menekan risiko kredit.
Baca Juga: Ekonom ini memprediksi akan terjadi deflasi 0,01% mom pada bulan Agustus 2020
“Ekspansi kami akan lebih hati-hati di semester kedua, strateginya akan mengarah terkait program PEN, atau seiring kebijakan pemerintah yang akan mengakselerasi penyerapan anggaran, sehingga segmen korporasi, menengah, dan kecil pasti akan sangat relevan,” kata Osbal kepada KONTAN pekan lalu.
Adapun dari komposisi penyaluran kredit dari dana PEN mayoritas disalurkan ke sektor usaha kecil, yakni senilai Rp 6,95 triliun atau 57,8% nilai penyaluran.
Bank pelat merah lainnya yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) bahkan sudah memenuhi target penyaluran kredit tiga kali lipat dari nilai penempatan dana. Perseroan telah berhasil menyalurkan kredit Rp 26,9 triliun dari dana PEN senilai Rp 10 triliun yang ditempatkan. Atau setara 88,3% dari target penyaluran Rp 30,4 triliun.
Direktur Keuangan Bank Mandiri Silvano Rumantir bilang penyaluran kredit bahkan difokuskan kepada sejumlah debitur anyar, alih-alih debitur lama perseroan, terutama untuk segmen KUR.
Baca Juga: Hingga Juli 2020, Pegadaian sudah bebaskan bunga pinjaman kepada 1,9 juta nasabah
“Realisasi penyaluran kredit PEN sampai 13 Agustus 2020 telah mencapai Rp 26,9 triliun kepada 50.596 debitur. Dari jumlah tersebut, sebanyak 33.828 debitur atau 66,9% diantaranya merupakan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Bahkan dapat kami sampaikan bahwa seluruh debitur penerima pembiayaan PEN untuk segmen KUR merupakan debitur baru,” katanya dalam paparan virtual pekan lalu.
Jika dirinci, Rp 9,4 triliun kredit tersalurkan ke segmen UMKM, sementara sisa Rp 17,4 triliun mengucur ke segmen padat karya.
Sementara PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) bahkan telah menunaikan target untuk menyalurkan kredit lebih dari tiga kali lipat dari dana Rp 10 triliun . Bank terbesar di tanah air ini telah menyalurkan kredit hingga Rp 35,8 triliun.
Bank Daerah
Tak cuma bank milik pemerintah, bank daerah yang mendapatkan dana PEN juga cepat beraksi mengucurkan kredit. PT BPD DIY misalnya telah menyalurkan kredit hingga Rp 63 miliar.
“Sampai 26 Agustus dana PEN telah kami salurkan menjadi kredit Rp 63 miliar kepada 575 debitur. Sementara penyalurannya ke sektor perdagangan, akomodasi, pengolahan, transportasi,” kata DIrektur Pemasaran BPD DIY Agus Trimurjanto kepada KONTAN, Minggu (30/8).
Agus menambahkan dari dana Rp 1 triliun yang diterima perseroan, hingga akhir tahun perseroan menargetkan bakal menyalurkan kredit hingga Rp 2,4 Triliun.
Baca Juga: Pemerintah menjual SUN Rp 16,98 triliun ke Bank Indonesia untuk burden sharing
Adapun sejumlah bank daerah lain juga kini masih dalam proses mengajukan dana PEN seperti PT Bank Pembangunan Daerah Sumatra Selatan dan Bangka Belitung, dan Bank Pembangunan Daerah Sumatra Utara.
“Pengajuan kami beum ada keputusan, namun melalui Asbanda nanti akan didorong, tanggal 4 September 2020 akan ada pertemuan lagi,” kata Corporate Secretary Bank Sumut Syahdan Siregar kepada KONTAN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News