kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank kecil akui ada perlambatan pertumbuhan kredit, ini penyebabnya


Senin, 30 September 2019 / 19:18 WIB
Bank kecil akui ada perlambatan pertumbuhan kredit, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Bank Woori Saudara


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan penyaluran kredit perbankan dari bulan ke bulan kian melambat. Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit pada bulan Agustus hanya tumbuh 8,4% year on year (yoy), lebih lambat dari bulan bulan sebelumnya yang tercatat tumbuh 9,7%.

Bank-bank kecil mengakui akan kondisi perlambatan tersebut. PT Bank Woori Saudara Tbk (SDRA) misalnya per Agustus hanya mencatat pertumbuhan penyaluran kredit sekitar 12,5% yoy. Realisasi itu sedikit melambat dari pertumbuhan di periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Perbaiki likuiditas, empat BUMN jadi pemegang saham Jiwasraya Putra

"Perlambatan pertumbuhan terutama terjadi pada segmen konsumer. Jika tahun lalu, konsumer kami yang paling tinggi tumbuhnya, sekarang terbalik dan segmen komersial yang naik lebih tinggi. Sampai akhir tahun, kami belum yakin bisa mencapai pertumbuhan 10% dari konsumer ini," kata Perwakilan manajemen sekaligus Tim Analis Bank Woori Saudara (BWS) Rully Nova pada  Kontan.co.id , Senin (30/9).

Rully memperkirakan penyaluran kredit bank BUKU II sampai akhir tahun tetap akan tumbuh melambat yakni hanya akan tumbuh sekitar 12%-14%. Menurutnya, perlambatan pertumbuhan kredit terjadi lantaran pertumbuhan ekonomi nasional juga terus melambat.

Sehingga pelonggaran kebijakan yang dilakukan BI belum cukup kuat untuk mendongkrak permintaan kredit.

Meski secara umum permintaan kredit melambat, namun Rully melihat tetap ada sektor-sektor yang masih bisa menorehkan pertumbuhan cukup bagus. "Sektor yang paling melambat tentu yang berkaitan dengan ekspor impor, sedangkan sektor yang masih kuat datang dari telekomunikasi," jelasnya.

Baca Juga: Bank Artos targetkan naik kelas jadi bank BUKU II usai rights issue tahun ini

PT Bank Artos Indonesia Tbk juga mengakui adanya perlambatan sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi. Hanya saja, perlambatan itu menurut Direktur Utama perseroan Deddy Triyana, hanya bersifat sektoral. Di satu sisi ada sektor yang melambat, tapi di sisi lain tetap ada sektor yang tetap mengalami permintaan tinggi.

"Kami masih menerima permintaan yang tinggi dari sektor konstruksi. Hanya saja memang kami sedikit menahan penyaluran kredit tahun ini sejalan dengan rencana perubahan pemegang saham pengendali. Kami hanya fokus melayani nasabah eksisting dan referall saja. Tahun ini, target kredit hanya tumbuh 10%," kata Deddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×