Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank kecil masih menahan untuk menyalurkan kredit ke sektor multifinance. Ambil contoh PT Bank Dinar yang masih menahan penyaluran kredit guna menghindari kredit bermasalah.
"Untuk multifinance belum ada penambahan. Kami dari awal untuk sektor multifinance harus dengan collateral fixed asset, tidak bisa hanya dengan account receivable (AR)," ujar Hendra Lie, Direktur Utama Bank Dinar kepada Kontan.co.id Jumat (21/9).
Hendra bilang dengan strategi ini, pihaknya dapat mengontrol kredit macet. Hendra mengaku hingga Agustus 2018, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kredit multifinance di posisi 0%. Padahal bank telah mampu menyalurkan kredit ke sektor ini sebesar Rp 148 Miliar kepada tiga debitur multifinance.
Hingga Agustus 2018, Bank Dinar menyalurkan kredit Rp 1,29 triliun. Nilai ini tumbuh tipis sebesar 0,78% yoy. Pada delapan bulan pertama tahun lalu, kredit Bank Dinar mencapai Rp 1,28 triliun.
Hendra menambahkan, meskipun bunga acuan terus naik, multifinance akan terus menggunakan kredit sebagai sumber pendanaan. Hendra menilai bisnis multifinance dan perbankan sejalan karena memiliki persamaan basis bisnis yakni keuangan. Kecuali multifinance menerbitkan surat utang atau obligasi.
Kehati-hatian dan selektif juga dilakukan oleh PT Bank Mayora. Bank milik salah satu taipan ini masih menyalurkan kredit ke multifinance. "Total pemberian kredit ke sektor multifinance hanya kurang lebih dari 5% dari total portofolio," ujar Irfanto Oeij kepada Kontan.co.id.
Dalam laporan keuangan per Agustus 2018, Bank Mayora mencatatkan penyaluran kredit Rp 3,73 triliun. Nilai ini tumbuh 10,02% yoy dari posisi yang sama tahun lalu Rp 3,39 triliun. Artinya hingga delapan bulan pertama penyaluran kredit multifinance Bank Mayora Rp 186,6 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News