Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank kecil optimistis kinerja 2018 bisa lebih baik. Bahkan, beberapa bank yakin tahun ini bisa mencapai pertumbuhan kredit dan laba sebesar dua digit.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, tahun 2017, laba dan kredit bank kecil tumbuh negatif. Sebagai contoh, laba bank BUKU II turun 12% menjadi Rp 8,7 triliun dan BUKU I turun 31% menjadi Rp 642 miliar. Hal ini disebabkan oleh pendapatan bunga bersih yang turun, akibat terganggunya fungsi intermediasi.
Lihat saja, pertumbuhan kredit bank BUKU II turun 8% menjadi Rp 517 triliun dan BUKU I anjlok 36% menjadi 41,5 triliun. Adapun rasio kredit bermasalah bank BUKU II dan BUKU I masing-masing 3,5% dan 3%.
Sejumlah bankir bank golongan ini menyatakan, tahun 2018 kinerjanya bakal membaik. Semisal Ferry Koswara, Direktur Bank of India Indonesia menargetkan, pertumbuhan kredit 10% serta target laba mencapai Rp 80 miliar. "Kelebihan likuiditas akan ditransformasikan ke kredit," ujar Ferry kepada KONTAN, Jumat (12/1).
Demikian halnya dengan Benny Purnomo, Presiden Direktur PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) yang menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini sebesar 10%. "Kami tetap fokus ke pasar konsumen," terang Benny. Apalagi, tahun ini Bank MNC akan menerbitkan saham baru (rights issue) senilai Rp 400 miliar. "Ini untuk memperkuat modal, kredit, dan infrastruktur bank," ujarnya.
Tak mau kalah, Hendra Lie, Direktur Utama PT Bank Dinar Indonesia Tbk juga membidik pertumbuhan kredit cukup tinggi 17,5% serta dana pihak ketiga (DPK) sebanyak 12,5%. "Kami mempunyai tim sangat kompak dan jaringan yang baik," tuturnya.
Hal tersebut juga ditopang rencana merger Bank Dinar dengan Bank Oke Indonesia yang ditargetkan terlaksana pada akhir semester I-2018. Bank hasil merger tersebut akan naik kelas menjadi BUKU II. Selain itu, bank hasil merger juga bisa menjadi bank devisa dengan layanan digital banking.
Edy Kuntardjo, Direktur Utama Bank Ina bilang, pada 2018, pihaknya menargetkan kredit tumbuh 15% dan laba Rp 28 miliar. "Proyeksi laba 2018 naik dari realisasi 2017 Rp 11,5 miliar," kata Edy. Kinerja 2018 yang membaik seiring pertumbuhan ekonomi yang membaik.
Sementara itu, Barlian Halim, Direktur Utama Bank Harda Internasional menargetkan pertumbuhan kredit hingga 24,4% dengan pertumbuhan laba hingga 46%. "Bank Harda selalu menjaga keseimbangan liabilitas dan aktiva, sehingga aktiva dan rentabilitasnya terjaga," tutur Barlian.
Adapun Rusli, Wakil Direktur Utama Bank Victoria bilang, kreditnya tahun ini bisa tumbuh 15% "Kami fokus ke kredit UKM," tegas Rusli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News