Reporter: Nina Dwiantika, Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Perbankan terus menggenjot layanan nasabah kaya alias wealth management. Maklum, likuiditas perbankan semakin ketat akibat dana nasabah kaya hengkang dari perbankan.
Para bankir tampaknya yakin, pengetatan likuiditas hanya terjadi dalam jangka pendek. Executie Vice President, Head Retail Liabilities Wealth Management dan E-Channel Permata Bank Bianto Surodjo, mengatakan investasi di Indonesia masih prospektif. Sehingga, pertumbuhan wealth management khususnya investasi reksadana atau deposito akan terdongkrak. "Dua sampai tiga tahun lagi, investasi reksadana akan naik," kata Bianto, Kamis (12/9).
Bank patungan Astra Internasional dan Standard Chartered ini membukukan dana kelolaan wealth management sebesar Rp 45 triliun per Agustus 2013, tumbuh 20% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dana yang berasal dari 45.000 nasabah prioritas itu ditempatkan di deposito sebesar 80%, reksadana 10% dan asuransi 10%.
Bianto menargetkan, dana kelolaan nasabah prioritas mencapai Rp 50 triliun hingga akhir tahun. Target jumlah nasabah 50.000 orang.
Untuk mencapai target itu, Bank Permata akan menaikkan bunga deposito 100 basis poin-125 basis poin. Selain itu, Bank Permata akan menambah empat-lima kantor cabang prioritas di beberapa kota.
Yang terbaru, Bank Permata menjalin kerjasama dengan Eastpring Investment untuk memasarkan produk reksadana bertajuk Eastspring Investments Alpha Navigator. Sebelumnya, Bank Permata juga telah bekerjasama dengan Danareksa Investment Management. Dari kerjasama pemasaran reksadana, Bianto berharap, pendapatan komisi terus meningkat. Saat ini, rata-rata pendapatan komisi Bank Permata Rp 638 miliar.
Sementara itu, HSBC Indonesia lebih menyasar kalangan anak muda. Strateginya dengan menggelar program edukasi wealth management kepada mahasiswa. Steven Suryana, SVP & Head of Wealth Management HSBC Indonesia, mengatakan berdasarkan riset HSBC pada 2011 lalu, kegiatan investasi publik segmen premium di Indonesia mulai bergeser ke generasi muda, rata-rata 38 tahun.
Steven berharap, program edukasi yang digelar HSBC Indonesia bisa meningkatkan jumlah orang muda yang berinvestasi di segmen premium. Sayang, Steven enggan membeberkan jumlah dan target nasabah serta dana kelolaan wealth management yang dikelola HSBC Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News