kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Bank Mandiri dan BRI fokus pacu fee based income berbasis treasury dan transaksi


Jumat, 12 Juni 2020 / 09:19 WIB
Bank Mandiri dan BRI fokus pacu fee based income berbasis treasury dan transaksi
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di Bank Mandiri, Jakarta, Jumat


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 diperkirakan akan menekan pendapatan fee dan komisi atau fee based income tahun ini. Fee based income yang berkaitan dengan kredit akan melambat sejalan dengan lesunya permintaan kredit.

Meski begitu, ada juga sumber-sumber pendapatan berbasis biaya yang justru meningkat akibat pandemi itu yakni bisnis berkaitan dengan treasury dan transaksional perbankan. Oleh karena itu, bank masih memiliki peluang menekan dampak Covid-19 terhadap fee based income dengan fokus menggenjot dua sumber tersebut.

PT Bank Mandiri Tbk misalnya, akan berupaya memacu agar fee based income tetap bisa tumbuh tahun ini dengan fokus pada sumber yang masih tumbuh bagus. "Strategi kami mendorong fee based income akan menyesuaikan kondisi pandemi Covid-19," kata Direktur Keuangan Bank Mandiri Silvano Rumantir baru-baru ini.

Baca Juga: Transaksi remitansi Bank Mandiri menurun akibat tekanan pandemi

Bank Mandiri memperkirakan fee based income yang berkaitan dengan kredit akan mengalami tekanan tahun ini karena perlambatan ekonomi yang disebabkan Covid-19. Pendapatan non bunga yang bersumber dari kredit di antaranya diperoleh dari administrasi kredit, komisi dari kredit sindikasi, trade finance, dan lain-lain.

Walau berupaya untuk tetap tumbuh, Bank Mandiri belum mematok target fee based income sampai akhir tahun dengan adanya pandemi tersebut. Saat ini, perseroan masih memproses revisi seluruh rencana bisnisnya tahun 2020 dan baru akan dilaporkan ke OJK akhir Juni ini.

Adapun di kuartal I-2020, Bank Mandiri masih berhasil mencatatkan pertumbuhan fee based income cukup bagus yakni tumbuh 23,9% year on year (yoy) menjadi Rp 7,73 triliun. Capaian itu terutama ditopang dari bisnis terkait treasury. Pendapatan non bunga ini masih tumbuh tinggi lantaran dampak pandemi terhadap kinerja perseroan di kuartal I-2020 masih kecil. Dampaknya baru akan mulai signifikan pada kuartal II-2020.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga masih berhasil mencatatkan pertumbuhan cukup signifikan fee based income sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Realisasinya meningkat 32,6% yoy jadi Rp 4,1 triliun, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu yang hanya tumbuh 16,6%.

Namun, Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI memperkirakan fee based income tahun ini akan melambat. Fee based income BRI diprediksi hanya akan tumbuh satu digit."Dampak pandemik covid-19 yang akan mulai terasa di kuartal II-2020. Itu makanya kuartal I masih tumbuh signifikan," katanya kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Bank BRI mencatat fee based income tumbuh tinggi di Kuartal I 2020

Ia menjelaskan, fee based income yang berasal dari transaksi trade finance dan transaksi yang terkait dengan bisnis internasional akan menurun di tengah perlambatan ekonomi dunia yang diakibatkan Covid-19. Begitupun dengan fee yang berasal dari administrasi kredit akan turun sejalan melambatnya pertumbuhan pinjaman.

Hanya saja, fee BRI yang terkait dengan transaksi e-channel akan meningkat seiring dengan pembatasan kegiatan di luar rumah. Transaksi perbankan akan lebih banyak melalui e-channel, baik lewat ATM, internet banking maupun mobile banking.

Pada kuartal I-2020, fee based income BRI memang didorong oleh transaksi e-channel dengan pertumbuhan hingga 92,9% dari Rp 870 miliar menjadi Rp 1,67 triliun. Alhasil, e-channel ini jadi kontributor terbesar fee based income BRI dengan porsi 41%. Padahal kuartal I tahun lalu porsinya baru 28%. Lalu diikuti administrasi kredit yang tumbuh 23,4%, dan administrasi deposit tumbuh 4,1%,

Pada periode yang sama tahun lalu, kontributor utama pertumbuhan fee based income BRI masih dari trade finance dan bisnis internasional dengan pertumbuhan 63,1%. Sedangkan pada kuartal pertama tahun ini, bisnis tersebut hanya tumbuh 10,9%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×