Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan Tanah Air terus unjuk komitmen untuk menerapkan prinsip environmental, social, and governance (ESG). Hal ini bisa dilihat pada total penyaluran kredit hijau yang terus meningkat.
Data yang dihimpun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dari laporan bank-bank pelat merah menunjukkan, total kredit atau pembiayaan hijau sepanjang tahun 2024 mencapai Rp 1.452 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae mengatakan, capaian tersebut tak terlepas dari adanya dorongan OJK lewat berbagai panduan, seperti Climate Risk Management & Scenario Analysis (CRMS) dan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) versi 2.
Namun demikian, Dian menyadari, prospek kredit hijau masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti tingginya profil risiko, panjangnya jangka waktu pengembalian dana, dan masih terbatasnya proyek berkelanjutan di Indonesia. Ditambah, proyek-proyek semacam ini menurut Dian masih minim data dan transparansi informasi.
Di samping itu, komitmen dunia terhadap target nol emisi juga mulai mengendur seperti dapat dilihat pada hengkangnya sejumlah bank Amerika Serikat dari Paris Agreement dan Net-Zero Banking Alliance.
Baca Juga: Didominasi UMKM, Kredit Hijau CIMB Niaga Mencapai Rp 56,6 Triliun di Kuartal l 2025
“Situasi ini dapat menjadi peluang bagi Indonesia dan negara-negara kawasan untuk menunjukkan kepemimpinan dalam mendorong transisi energi yang adil dan inklusif secara mandiri,” ucap Dian, beberapa waktu lalu.
Di tengah kendurnya komitmen sejumlah perusahaan tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk masih membukukan kenaikan penyaluran kredit hijau di kuartal l 2025. Tercatat, bank para wong cilik ini telah menyalurkan kredit hijau sebesar Rp 89,9 triliun, meningkat 8,18% secara tahunan (YoY).
Direktur Human Capital and Compliance BRI, A. Solichin Lutfiyanto merinci, sektor yang dibiayai termasuk pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan senilai Rp 61,16 triliun, produk ramah lingkungan Rp 7,80 triliun, energi terbarukan Rp 6,47 triliun, dan transportasi hijau senilai Rp 3,55 triliun.
“Kami percaya bahwa kontribusi aktif terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) akan berdampak positif, tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga dalam memperkuat resiliensi ekonomi nasional,” ujar Solichin.
Secara keseluruhan, lanjut Solichin, portofolio pembiayaan berkelanjutan BRI di periode tersebut mencapai Rp796 triliun yang mencakup pembiayaan hijau, pembiayaan UMKM, serta investasi di corporate bonds berbasis ESG.
Jumlah ini kata Solichin setara dengan 64,16% dari total portofolio pembiayaan dan investasi corporate bonds BRI di kuartal l 2025.
Baca Juga: Kredit Hijau BRI Tembus Rp 89,9 Triliun di Kuartal l 2025
Tak hanya bank pelat merah, PT Bank CIMB Niaga Tbk juga mencatat total penyaluran kredit hijau yang mencapai Rp 56,6 triliun di kuartal l 2025. Nilai ini mengambil porsi hampir 25% dari total portofolio kredit CIMB Niaga secara bank only yang tercatat senilai Rp 160 triliun.
Direktur Business Banking CIMB Niaga, Rusly Johannes mengatakan, penyaluran tertinggi dialirkan ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebesar Rp 24,35 triliun. Nilai ini setara dari 43% total penyaluran kredit hijau tersebut.
“CIMB Niaga memandang bahwa pembiayaan berkelanjutan melalui KKUB adalah sektor yang sangat prospektif, seiring dengan meningkatnya kesadaran pelaku usaha terhadap pentingnya aspek lingkungan dan sosial,” ucap Rusly.
Selain itu, lanjut Rusly, pembiayaan ini sengaja diselaraskan dengan komitmen untuk menerapkan target nol emisi pada 2060 dan integrasi prinsip ESG dalam seluruh aktivitas bisnis bank.
Baca Juga: Dorong Ekonomi Hijau, BNI Salurkan Kredit Rp 38,9 Miliar Lewat Program BNI Bumi
Adapun, kredit tersebut dialirkan ke berbagai sektor, seperti kendaraan dan perumahan ramah lingkungan, panel surya, dan Giro Kartini-Kartini Loan yang memberdayakan perempuan.
CIMB Niaga juga kata Rusly pernah menginisiasi gerakan One House One Tree, atau penanaman satu pohon untuk satu rumah debitur kredit pemilikan rumah (KPR) CIMB Niaga.
Untuk memastikan arah yang tepat dalam pengembangan pembiayaan berkelanjutan, Rusly menyebut CIMB Niaga telah menerapkan berbagai kebijakan internal seperti prosedur kebijakan keuangan berkelanjutan, membuat daftar sektor dengan risiko lingkungan tinggi, dan secara aktif memantau portofolio pembiayaan sesuai kategori KKUB yang diatur Otoritas Jasa Keuangan dalam Peraturan OJK No. 51 Tahun 2017.
“Langkah-langkah ini merupakan wujud nyata dukungan CIMB Niaga terhadap transisi menuju ekonomi rendah karbon, Paris Agreement, dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) melalui ekosistem keuangan yang lebih berkelanjutan,” pungkas Rusly.
Baca Juga: Pamor di Pasar Global Turun, Perbankan Indonesia Terus Genjot Pembiayaan Hijau
Selanjutnya: TikTok Beauty Fest Kembangkan Sektor Kecantikan Makin Berkilau
Menarik Dibaca: TikTok Beauty Fest Kembangkan Sektor Kecantikan Makin Berkilau
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News