kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank masih selektif kucurkan kredit ke komoditas


Rabu, 03 Januari 2018 / 14:54 WIB
Bank masih selektif kucurkan kredit ke komoditas


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas yang membaik belum mendorong pertumbuhan kredit lebih ciamik. Kenaikan harga komoditas menjelang akhir tahun lalu terbilang belum stabil. Alhasil, masih ada risiko bagi bank untuk memberikan kredit ke komoditas.

Ambil contoh, 29 Desember 2017 harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2018 di New York Mercantile Exchange berada di level US$ 60,1 per barel atau naik 5,6% sejak awal tahun atau year to date (ytd). Sedangkan, harga batubara mencapai US$ 99,45 per ton alias tumbuh 28,9% di periode sama.

Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengatakan, pihaknya masih selektif memberikan kredit ke sejumlah sektor. Salah satunya bank berkode saham NISP ini terbatas dalam menyalurkan kredit ke komoditas. Bank milik investor Singapura ini tetap membiayai sektor komoditas seperti batubara dan nikel.

Namun, fluktuasi yang tinggi membuat OCBC NISP tetap harus hati-hati memberikan kredit ke sektor tersebut. Parwati menilai, perbaikan harga komoditas mencerminkan penurunan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sektor komoditas.

Saat ini, rasio NPL komoditas bank ini di bawah level 1% dengan perkiraan NPL masih sama di tahun ini. Senada, Direktur Keuangan PT Bank Bukopin Tbk Eko R. Gindo menilai, perbaikan harga komoditas untuk pertambangan telah berbuah manis.

Alhasil, nilai NPL bank berkode saham BBKP ini dari debitur pertambangan berkurang sebanyak Rp 300 miliar pada akhir tahun 2017."NPL sudah membaik di pertambangan, tapi tetap kami batasi," katanya, Selasa (2/1). Kendati demikian, Eko menilai, masih ada sekitar Rp 600 miliar kredit bermasalah di sektor pertambangan yang berasal dari setidaknya dua debitur korporasi.

Sedikit berbeda, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Suprajarto menuturkan, pihaknya tidak terlalu terkena dampak dari perbaikan harga komoditas. Pasalnya, kredit BRI yang mengalir ke sektor komoditas tidak begitu besar.Bank berplat merah ini mencatat porsi kredit untuk pertambangan hanya 1% per September 2017.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran menguasai portofolio kredit BRI mencapai 45%. Asal tahu saja, setiap tahun rasio NPL sektor pertambangan dan penggalian meningkat. Misalnya, sektor ini memiliki NPL sebesar 8,13% di Oktober 2017, dari posisi 6,98% di periode sama tahun 2016. nKenaikan harga komoditas membuat kredit bermasalah di sektor ini membaik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×