Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Mega Syariah menyambut baik keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, dari 5,50% menjadi 5,25% per Juli 2025.
Penurunan ini diyakini akan memberikan angin segar bagi perekonomian, mendorong konsumsi dan pembiayaan, serta memungkinkan perbankan meningkatkan laba melalui perluasan kredit.
Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah Hanie Dewita mengatakan, kendati tidak menggunakan bunga (interest) sebagai dasar operasional, kebijakan suku bunga Bank Indonesia juga menjadi pertimbangan acuan bagi hasil di Bank Mega Syariah.
Baca Juga: Saham Bank Pelat Merah Bergerak Variatif Selasa (26/8): BBNI Menguat, BBTN Melemah
“Untuk menjaga daya saing, Bank Mega Syariah terus fokus memperkuat fundamental bisnis dengan menjaga komposisi dana murah atau CASA. Strategi ini membuat perseroan mampu menawarkan pembiayaan dengan harga yang lebih kompetitif kepada nasabah,” ungkap Hanie dalam siaran pers, Selasa (26/8).
Tren penurunan suku bunga menjadi momentum bagi Bank Mega Syariah untuk mendorong pertumbuhan bisnis melalui pendekatan B2B2C, dengan menggandeng lembaga pendidikan dan kesehatan guna menjaring dana institusi sekaligus individu di dalamnya. Dengan kekuatan ekosistem B2B2C, Bank Mega Syariah dapat menghasilkan net interest margin (NIM) lebih optimal.
Di saat yang sama, inovasi produk juga terus dilakukan, salah satunya melalui program-program unggulan yang dirancang sesuai kebutuhan nasabah.
Secara keseluruhan, hingga Juli 2025 Bank Mega Syariah membukukan penyaluran pembiayaan sebesar lebih dari Rp 9,18 triliun, tumbuh 25,6% dibandingkan Juli 2024. Pertumbuhan ini ditopang oleh peningkatan pembiayaan korporasi yang naik 16,88% hingga mencapai lebih dari Rp3,9 triliun, atau setara dengan 43% dari total pembiayaan.
Selain pembiayaan korporasi, Bank Mega Syariah terus memperkuat produk pembiayaan konsumer, khususnya pada produk pembiayaan tanpa agunan (Flexi Mitra) untuk nasabah payroll.
Sementara untuk versi non payroll, Bank Mega Syariah menawarkan berbagai produk seperti pembiayaan pemilikan rumah (flexi home) dan pembiayaan multiguna (Flexi Multiguna). Adapun total Pembiayaan konsumer per Juli 2025 sebesar Rp523 miliar, meningkat 46,09% (YoY).
Sementara dari sisi pengumpulan dana, Bank mega Syariah terus memperkuat dana pihak ketiga (DPK) khususnya dana murah atau CASA. Inovasi produk juga dilakukan dengan menghadirkan program Tabungan Mesya Berkah yang menawarkan beragam hadiah dan reward menarik. Di samping itu, ada juga Tabungan Mesya Berkah Rencana Sesukanya yang merupakan tabungan rencana dengan imbal hasil kompetitif.
Hingga Juli 2025, total dana murah yang berhasil dikumpulkan bank mencapai Rp3,4 triliun atau meningkat 8,58% menjadi Rp3,4 triliun. Jumlah ini mencapai 37,38% dari total pembiayaan. Naiknya dana murah turut mendongkrak DPK yang naik 10,8% atau mencapai Rp10,86 triliun.
Upaya Bank dalam mendorong dana murah juga ditopang oleh penguatan ekosistem digital, khususnya melalui aplikasi mobile banking M-Syariah yang menjadi motor penggerak pertumbuhan transaksi ritel.
Hingga pertengahan tahun ini, jumlah pengguna aktif M-Syariah meningkat lebih dari 65% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sementara volume transaksi QRIS melonjak lebih dari 120%. Inovasi produk dan program loyalitas seperti Balapan QRIS, Tabungan Haji iB, serta Deposito Berkah Digital juga turut memberikan kontribusi terhadap peningkatan dana pihak ketiga.
“Dengan tren penurunan suku bunga, Bank Mega Syariah tetap menjaga daya saing dengan menghadirkan produk pembiayaan yang kompetitif dan sesuai kebutuhan nasabah.” pungkas Hanie.
Baca Juga: BI Rate Turun Jadi 5%, BCA Syariah: Penurunan Bunga Kredit Perlu Waktu
Selanjutnya: Stok BBM di SPBU Shell dan BP-AKR Mulai Kosong, Izin Impor BBM Belum Diberikan?
Menarik Dibaca: Promo Sociolla Payday Rewards 25-31 Agustus 2025, Hair Dryer-Serum Diskon hingga 60%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News