kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bank mematangkan bisnis layanan keuangan digital


Senin, 23 Juni 2014 / 06:30 WIB
Bank mematangkan bisnis layanan keuangan digital
ILUSTRASI. Pemasangan instalasi PLTS Atap oleh?SUNterra pada sebuah pabrik di kawasan industri Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.


Reporter: Nina Dwiantika, Adhitya Himawan | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Perbankan semakin serius menggarap bisnis Layanan Keuangan Digital (LKD). Sembari menunggu Surat Edaran (SE) LKD yang bakal dirilis Bank Indonesia (BI) pekan ini, perbankan mematangkan persiapan layanan yang semula populer disebut branchless banking.

Djarot Kusumajakti, Direktur Mikro Bank Rakyat Indonesia (BRI), mengatakan, BRI tengah memproses perekrutan 5.000 agen LKD yang terdiri dari agen berbadan hukum dan perorangan. Khusus untuk agen perorangan, BRI menyeleksi debitur kredit mikro BRI yang sudah dua tahun menjalankan usaha. "Agen perorangan ini sudah memiliki warung dan usaha dagang, jadi tidak perlu mendirikan infrastruktur lagi," terang Djarot kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

BRI juga tengah mematangkan skema komisi (fee) bagi agen LKD. Rencananya, fee transaksi LKD diterapkan dalam konsep bagi hasil antara bank dan agen. Ada dua skema bagi hasil, yakni masing-masing pihak mendapatkan porsi 50%.

Skema lain, agen mengantongi 75% dari komisi dan sisanya 25% merupakan jatah bank. Jatah fee tersebut tergantung jenis transaksi. Di tahap awal, bisnis LKD BRI bakal beroperasi di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Sumatera. Wilayah tersebut merupakan daerah uji coba (pilot project) branchless banking BRI pada pertengahan tahun 2013 lalu.

Dalam jangka menengah, BRI berencana menambahkan jumlah agen hingga 15.000 agen sekaligus memperluas wilayah operasional LKD. Strategi sedikit berbeda direncanakan Bank Mandiri. Hery Gunardi, Direktur Retail dan Mikro Bank Mandiri, menyatakan, pihaknya bakal memanfaatkan jaringan Kantor Cabang (KC) dan Kantor Cabang Pembantu (KCP) Mandiri yang tersebar luas di seluruh Indonesia untuk mengoperasikan LKD. "Kami menyasar mulai dari Sabang sampai Merauke," katanya.

Selain itu, Bank Mandiri juga bakal merekrut para debitur mikro yang berusia minimal dua tahun. Bisnis LKD Mandiri telah tercantum dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2014. Bank pelat merah ini mengincar 1.500 agen untuk program LKD. Komposisi agen tersebut meliputi 20% agen berbadan hukum dan 80% agen yang tidak badan hukum.

Sebelumnya, Darmadi Sutanto, Direktur Konsumer dan Ritel Bank Negara Indonesia (BNI), bilang, akan menggarap LKD karena sudah mengembangkan e-money. BNI tengah memproses pemilihan 3.000 agen individu LKD.

Sedangkan Bank Central Asia (BCA) masih mematangkan skema bisnis LKD. Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA menyatakan, pihaknya tertarik menggarap LKD. Namun, BCA lebih memilih menunggu aturan main LKD terbit sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun skema bisnis LKD.Catatan saja, BI hanya mengizinkan sistem agen individu LKD bagi bank umum kelompok usaha (BUKU) 4.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×