kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.829   1,00   0,01%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Bank mengerem kredit valas


Rabu, 05 Maret 2014 / 09:30 WIB
Bank mengerem kredit valas


Reporter: Nina Dwiantika, Issa Almawadi | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Tahun ini, industri Perbankan bersiap mengerem laju penyaluran kredit valuta asing (valas). Pasalnya, risiko kredit valas masih tinggi akibat dari perlambatan ekonomi dan fluktuasi nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).

Kendati berisiko, penyaluran kredit valas masih tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit bermata uang Rupiah di tahun lalu. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Desember 2013, kredit valas tumbuh 34,24% menjadi Rp 572,37 triliun dari posisi Rp 426,84 triliun per Desember 2012. 

Sedangkan, kredit berbasis Rupiah tumbuh lebih rendah yakni 19,24% menjadi Rp 2.720,50 triliun per Desember 2013, dibandingkan posisi Rp 2.281,02 triliun per Desember 2012. Kelompok bank yang paling tinggi mencatatkan pertumbuhan kredit valas pada tahun 2013 adalah kelompok bank campuran yakni tumbuh 40% menjadi Rp 105,40 triliun.

Sementara, kredit valas bank asing tumbuh 36,79% menjadi Rp 145,24 triliun. Kelompok bank BUMN tumbuh 36,93% menjadi Rp 152,39 triliun. Sedangkan kelompok BPD mencatat penurunan kredit valas 26,65% menjadi Rp 944 miliar.

Krishna R Suprapto, Direktur Bisnis Bank BNI, mengaku, pihaknya sudah mulai mengerem laju pertumbuhan kredit valas sejak tahun 2013. Selama ini, kucuran kredit valas untuk kebutuhan ekspor. "Portofolio kredit valas kami akan terus kami turunkan hingga porsi yang tepat adalah di bawah 10% terhadap total kredit," kata Krishna.

Bank berplat merah ini mencatat pertumbuhan kredit valas sebesar 42% menjadi Rp 37,59 triliun per Desember 2013 dari posisi sebelumnya Rp 26,09 triliun. Jahja Setiaadmaja, Presiden Direktur BCA, mengatakan, selama ini BCA membatasi penyaluran kredit valas pada kisaran US$ 1,4 miliar - US$ 1,8 miliar.

Tahun ini, BCA menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit pada kisaran 13%-15%. "Lihat kondisi yang ada. Jika bagus, bisa saja tumbuh di atas 15%," terang Jahja. Hartati, Direktur Keuangan Bank OCBC NISP, menyampaikan, rencana pertumbuhan kredit valas tahun 2014 ini akan disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.

Tahun lalu, kredit valas OCBC NISP tumbuh 38,46% menjadi Rp 18,55 triliun per Desember 2013. "Target pertumbuhan di bawah 10% pada tahun ini," kata Hartati.

Porsi membesar

Porsi kredit valas BNI tercatat naik 15% pada tahun 2013, Di tahun 2012, porsi kredit valas BNI hanya 12%. Sedangkan, kredit berbasis Rupiah tercatat tumbuh 22% atau senilai Rp 213,04 triliun per Desember 2013 dengan porsi 85% terhadap total kredit BNI.

Dahlia Mansor Ariotedjo, Direktur Korporasi Bank Central Asia (BCA), mengatakan, pihaknya membatasi porsi kredit valas sebesar 10% atau sekitar Rp 31 triliun terhadap total kredit BCA. Alasannya, kredit valas lebih berisiko dibanding kredit Rupiah. DI OCBC NISP, porsi kredit valas 29% atau Rp 18,55 triliun terhadap total kredit sebesar Rp 63,96 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×