kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.880   67,00   0,42%
  • IDX 7.129   -31,79   -0,44%
  • KOMPAS100 1.094   -0,86   -0,08%
  • LQ45 868   -3,58   -0,41%
  • ISSI 216   0,12   0,05%
  • IDX30 443   -2,98   -0,67%
  • IDXHIDIV20 536   -4,30   -0,80%
  • IDX80 125   -0,18   -0,15%
  • IDXV30 133   -2,27   -1,67%
  • IDXQ30 148   -1,19   -0,80%

Bank Milik Investor Asia Tenggara Bukukan Kinerja Ciamik pada Kuartal III-2023


Rabu, 08 November 2023 / 05:30 WIB
Bank Milik Investor Asia Tenggara Bukukan Kinerja Ciamik pada Kuartal III-2023
ILUSTRASI. Nasabah menggunakan atm salah satu bank swasta di jakarta, Senin (5/10). Bank Milik Investor Asia Tenggara Bukukan Kinerja Ciamik pada Kuartal III-2023


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perbankan tanah air telah menjadi daya tarik bagi investor asing dalam beberapa tahun terakhir. Meski demikian, itu tampaknya tak menjamin investor asing ini langsung mendapatkan keuntungan.

Hal itu tercermin dari kinerja beberapa bank milik investor asing yang cukup bervariatif. Di mana, ada dari bank tersebut yang justru masih menderita kerugian.

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan KONTAN, bank-bank yang dimiliki investor kawasan Asia Tenggara terlihat lebih bertenaga. Di mana, pertumbuhan laba mewarnai kinerja keuangan mereka per September 2023.

Ambil contoh, PT Bank CIMB Niaga Tbk yang dimiliki investor asal Malaysia ini membukukan laba senilai Rp 4,9 triliun pada periode tersebut. Pertumbuhannya mencapai 27,6% secara tahunan (YoY).

Baca Juga: Bank Besar Berlomba Tawarkan Layanan Paylater, Mana Yang Lebih Murah?

Pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga maupun pendapatan non bunga yang juga kompak menguat. Masing-masing tumbuh 2,10% YoY dan 5,10% YoY.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengungkapkan bahwa kinerja positif itu tak terlepas juga dari peran induk usahanya yaitu CIMB Group. Di mana, memberi pengalaman berupa info dan pembelajaran dari market lain yang lebih mumpuni.

“Selain tentu saja dukungan modal yang kuat dan memberikan kesempatan luas kepada management lokal untuk bisa memaksimalkan kesempatan di Indonesia,” ujar Lani kepada KONTAN (7/11).

Tak mau kalah, PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) yang sama-sama dimiliki investor asal Malaysia juga mencatatkan kinerja yang positif. Laba mereka tumbuh 17,92% YoY menjadi senilai Rp 1,25 triliun.

 

Bank tersebut mencatat pertumbuhan pendapatan non bunga terlihat lebih ngebut dibandingkan pendapatan bunga bersih yang tumbuh 4,84% YoY. Pendapatan non bunga dari Maybank Indonesia tercatat senilai Rp 1,43 triliun atau tumbuh 8,33%.

Baca Juga: BRI Targetkan LAR Turun di Kisaran 9% hingga 10% pada Tahun Depan

Pendapatan non bunga yang diperoleh Maybank memang tak terlepas juga dari hasil transformasi digital yang dilakukan grup tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Di mana, Maybank memiliki aplikasi M2U yang saling bersinergi antar ekosistemnya.

“Inisiatif baru sedang berjalan yaitu Digital SME dan BaaS (Banking as a Service). Di samping tentunya aplikasi digital M2U yang sudah berjalan lama,” ujar Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria.

Taswin pun mengungkapkan bahwa selama ini induk usaha mereka, Maybank menganggap Indonesia sebagai Home Country dengan tingkat strategis yang setara dengan Malaysia dan Singapura.

Sebagai home country, Taswin bilang Maybank pusat banyak memberikan dukungan strategi, permodalan, pengembangan SDM dan teknologi serta akses pasar di kawasan Asean.

“Semua merupakan kontribusi penting bagi Maybank Indonesia di tengah menghadapi integrasi pasar asean dan tuntutan digitalisasi saat ini,” ujarnya.

Baca Juga: Periksa Kurs Dollar-Rupiah di Bank Mandiri Hari Ini Selasa, 7 November 2023

Di saat investor asal Asia Tenggara bersukacita dengan kinerja bank miliknya bertabur laba, investor asal Asia Timur seperti Korea Selatan dan Jepang mungkin sedikit gigit jari. Sebab, kinerja bank yang disuntik modal oleh mereka belum mendapatkan kinerja yang menggembirakan.

Ambil contoh, PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) yang belum bisa terlepas dari belenggu rugi. Alih-alih memperkecil kerugian, bank milik Kookmin Bank tersebut justru memperbesar kerugian hingga 28,14% YoY menjadi Rp 3,37 triliun.

Hasil tersebut sejalan dengan beberapa indikator keuangan bank milik investor Negeri Gingseng ini yang kompak turun. Misal, pendapatan bunga yang turun 36% menjadi sekitar Rp 560 miliar.

Wakil Direktur Utama Bank KB Bukopin, Robby Mondong menyadari bahwa kerugian yang terjadi saat ini adalah bagian dari tantangan yang saat ini tengah dihadapi. Ini sejalan dengan proses transisi ke era digital.

“Investasi dalam teknologi dan sumber daya manusia memang memerlukan komitmen jangka panjang,” ujar Robby.

Baca Juga: Simak Kurs Dollar Rupiah di BCA Hari Ini Senin 6 November 2023, Nasabah Merapat

Kondisi tersebut tampaknya juga membuat KB Bukopin harus rela memperpanjang target untuk merasakan laba. Berdasarkan catatan Kontan, bank tersebut mengharapkan bisa menikmati laba paling lambat di 2024.

“Bank KB Bukopin akan mencapai titik balik dan mulai menghasilkan laba pada tahun 2024-2025,” ujarnya.

Kondisi keuangan yang tidak memuaskan juga terjadi pada bank milik investor Korea Selatan lainnya seperti Bank KEB Hana dan Bank Woori Saudara. Bank KEB Hana mencatat laba turun 2,94% YoY, sementara Bank Woori Saudara mencatat laba turun 14,52% YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×