kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bank Muamalat bidik pertumbuhan cash management


Senin, 13 Januari 2014 / 11:35 WIB
Bank Muamalat bidik pertumbuhan cash management
ILUSTRASI. Calon investor mengamati?grafik perdagangan mata uang kripto?di Jakarta, Senin (3/5/2021). (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Selain menggenjot pembiayaan, Bank Muamalat tetap mengintip pertumbuhan pendapatan berbasis komisi (fee based income). Salah satunya adalah layanan cash management.

Direktur Bisnis dan Korporasi Bank Muamalat, Luluk Mahfudah, mengemukakan, sejauh ini sudah terdapat 708 nasabah korporasi yang menikmati layanan cash management Bank Muamalat. Hingga akhir tahun lalu, rata-rata dana yang dikelola masing-masing nasabah mencapai Rp 1,5 miliar.

Dengan demikian, total dana yang masuk dalam layanan cash management Bank Muamalat mencapai Rp 1,062 triliun.  "Kami menargetkan jumlah tersebut meningkat menjadi sekitar dua kali lipat pada tahun ini," kata Luluk, Jumat (10/1) pekan lalu. Jadi, sepanjang tahun ini Muamalat berpotensi menghimpun dana layanan cash management Rp 2,12 triliun.

Pada tahun lalu, Muamalat mengelola dana milik 708 nasabah korporasi untuk kebutuhan likuiditas perusahaan, termasuk pembayaran gaji karyawan. Namun, Luluk menolak menyebutkan nama perusahaan yang menjadi klien Bank Muamalat.

Muamalat membidik total pembiayaan pada tahun ini tumbuh sebesar 20%. Di tahun lalu, bank syariah paling senior ini menargetkan total pembiayaan mencapai Rp 40 triliun. Jadi, pembiayaan bank syariah ini berpotensi mencapai Rp 48 triliun di sepanjang tahun 2014. Muamalat telah menyesuaikan target pertumbuhan pembiayaan dengan keinginan Bank Indonesia (BI) serta perkiraan kondisi ekonomi Indonesia pada tahun ini.

Manajemen Muamalat memperkirakan, akan terjadi perlambatan dalam penyaluran pembiayaan di sektor komoditas. Kondisi tersebut disebabkan melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Namun, Muamalat optimistis prospek pembiayaan pada sektor lainnya, seperti sektor infrastruktur dan energi masih berpotensi untuk tumbuh. Salah satu pemicunya adalah program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), "Pembangunan untuk dua sektor ini akan terus melaju," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×