kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bank Muamalat bidik pertumbuhan cash management


Senin, 13 Januari 2014 / 11:35 WIB
Bank Muamalat bidik pertumbuhan cash management
ILUSTRASI. Calon investor mengamati?grafik perdagangan mata uang kripto?di Jakarta, Senin (3/5/2021). (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Selain menggenjot pembiayaan, Bank Muamalat tetap mengintip pertumbuhan pendapatan berbasis komisi (fee based income). Salah satunya adalah layanan cash management.

Direktur Bisnis dan Korporasi Bank Muamalat, Luluk Mahfudah, mengemukakan, sejauh ini sudah terdapat 708 nasabah korporasi yang menikmati layanan cash management Bank Muamalat. Hingga akhir tahun lalu, rata-rata dana yang dikelola masing-masing nasabah mencapai Rp 1,5 miliar.

Dengan demikian, total dana yang masuk dalam layanan cash management Bank Muamalat mencapai Rp 1,062 triliun.  "Kami menargetkan jumlah tersebut meningkat menjadi sekitar dua kali lipat pada tahun ini," kata Luluk, Jumat (10/1) pekan lalu. Jadi, sepanjang tahun ini Muamalat berpotensi menghimpun dana layanan cash management Rp 2,12 triliun.

Pada tahun lalu, Muamalat mengelola dana milik 708 nasabah korporasi untuk kebutuhan likuiditas perusahaan, termasuk pembayaran gaji karyawan. Namun, Luluk menolak menyebutkan nama perusahaan yang menjadi klien Bank Muamalat.

Muamalat membidik total pembiayaan pada tahun ini tumbuh sebesar 20%. Di tahun lalu, bank syariah paling senior ini menargetkan total pembiayaan mencapai Rp 40 triliun. Jadi, pembiayaan bank syariah ini berpotensi mencapai Rp 48 triliun di sepanjang tahun 2014. Muamalat telah menyesuaikan target pertumbuhan pembiayaan dengan keinginan Bank Indonesia (BI) serta perkiraan kondisi ekonomi Indonesia pada tahun ini.

Manajemen Muamalat memperkirakan, akan terjadi perlambatan dalam penyaluran pembiayaan di sektor komoditas. Kondisi tersebut disebabkan melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Namun, Muamalat optimistis prospek pembiayaan pada sektor lainnya, seperti sektor infrastruktur dan energi masih berpotensi untuk tumbuh. Salah satu pemicunya adalah program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), "Pembangunan untuk dua sektor ini akan terus melaju," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×