Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Muamalat Tbk mengatakan sampai saat ini proses penambahan modal dan pencarian investor perseroan masih terus berlanjut. Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K. Permana menjelaskan, saat ini memang sudah ada beberapa nama baru yang ingin menjadi investor Bank Muamalat, dan sedang dalam proses pengajuan perizinan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Proses corporate action terus jalan, kami koordinasi dengan OJK dan pemegang saham lainnya juga. Di samping yang terdaftar (investor) ada juga yang lain," katanya saat ditemui di Jakarta, Kamis (2/6).
Baca Juga: Bank Muamalat dukung Gerakan Haji Muda yang dibuat BPKH
Permana mengatakan, sejatinya proses tersebut telah bergulir sejak awal tahun ini namun lantaran adanya pandemi Covid-19 prosesnya menjadi tersendat.
Lebih lanjut, Permana menambahkan selain membahas rencana penambahan modal di OJK, pihaknya juga membicarakan mengenai rencana bisnis manajemen dan kemampuan keuangan perusahaan.
Sebagai tambahan informasi saja, sejatinya pada 4 Februari 2020 lalu Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan kala itu proses masuk investor ke Bank Muamalat sudah menemukan titik terangan dan OJK pun telah memberi restu kepada calon investor yakni konsorsium Al-Falah.
Ia menyebut proses ini akan berlangsung secepat mungkin. Lantaran tinggal melengkapi informasi, dokumentasi, dan sebagainya.
Baca Juga: Perbankan bersiap untuk memacu kredit di semester II ini
Asal tahu saja, Al Falah merupakan perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Singapura. Perusahaan ini dimiliki dan didirikan bersama Ilham Akbar Habibie dan CP5 Hold Co 2 Limited yaitu perusahaan investasi yang secara tidak langsung dimiliki 100% oleh SSG Capital Management Limited untuk tujuan berinvestasi di Bank Muamalat. SSG adalah perusahaan pengelola aset alternatif dengan aset kelolaan US$ 5 miliar.
Akan tetapi, kabar mengenai adanya investor yang masuk ke Bank Muamalat pun terus bergulir. Salah satunya yakni upaya bank-bank plat merah untuk turun tangan memperkuat bank syariah pertama di Indonesia tersebut. Namun, buktinya sampai saat ini belum ada yang menunjukkan komitmen dan proses pencarian investor Muamalat pun terus berlanjut.
Sebagai informasi tambahan saja, berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2020 lalu total modal inti Bank Muamalat saat ini tercatat sebesar Rp 3,38 triliun. Jumlah tersebut memang mengalami penurunan dari setahun sebelumnya yakni Rp 3,77 triliun atau menyusut 11,53% secara year on year (yoy).
Baca Juga: Iuran peserta PBI BPJS Kesehatan tahun ini ditanggung pemerintah pusat
Adapun posisi rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Muamalat per Maret 2020 tercatat sebesar 12,12% menyusut tipis dari tahun sebelumnya 12,58%.
Nah, Permana mengatakan di masa pandemi Covid-19 ini pihaknya sedang fokus untuk memperbaiki pembiayaan yang bermasalah, alias restrukturisasi sebagai implementasi dari POJK Nomor 11 Tahun 2020.
"Kami sedang fokus membenahi dulu bad bank saat ini, terutama debitur yang terdampak Covid-19," katanya.
Baca Juga: Bunga deposito tertinggi BCA 3,8%, Bank Mandiri 5,5%, BNI 5,5%, BRI 5,18%
Sekadar informasi saja, per Maret 2020 tercatat rasio NPF gross Bank Muamalat mencapai 5,62% naik dari tahun sebelumnya 4,43%. Sementara NPF net tercatat 4,98% naik dari tahun sebelumnya 3,35%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News