Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Perbaikan harga tambang menjadi vitamin bagi sektor pertambangan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan kredit pertambangan dan penggalian akan membaik memasuki paruh kedua tahun 2017.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI), kredit tambang dan penggalian mulai naik sebesar 2,52% menjadi Rp 122,47 triliun per Juni 2017. Pasca, dua tahun berturut-turut kredit sektor ini menyusut 4,25% secara year on year periode akhir tahun 2015. Serta melorot 6,66% secara tahunan periode akhir tahun 2016.
Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, ada dua faktor yang mendukung perbaikan kredit ke pertambangan. Misalnya, kondisi keuangan perusahaan tambang mulai stabil. Dan, bank sudah melakukan restrukturisasi kredit. "Kredit tambang sudah mulai bagus," ujar Wimboh, Jumat (18/8).
Salah satunya, bank yang mulai menyalurkan kredit ke pertambangan adalah PT Bank Mandiri Tbk. Terbaru, seperti dikutip Bloomberg, di bulan ini Bank Mandiri telah menyalurkan kredit ke dua perusahaan tambang dengan total US$ 115 juta.
Rinciannya, PT Golden Energy Mines Tbk menerima pinjaman sebesar US$ 50 juta, dan PT Borneo Indobara mendapat kredit senilai US$ 65 juta. Pinjaman ini berjangka waktu tujuh tahun dengan suku bunga kredit 6,5%.
Pinjaman tersebut untuk membiayai kembali utang yang ada, dukungan operasi dan pembangunan fasilitas tambang batubara di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengaku, pihaknya mulai banyak menyalurkan kredit ke sektor pertambangan. Sayangnya, ia belum dapat memastikan terkait penyaluran kredit tambang ke dua perusahaan tersebut. "Kami lihat kredit sektor tambang seperti minyak dan kelapa sawit siklusnya sedikit naik," ujar dia.
Setali tiga uang, Wakil Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) Herry Sidharta menuturkan, BNI akan ekspansi ke pertambangan berdasarkan kebutuhan dan risiko. Yaitu, dengan tetap selektif terhadap debitur.
Darwin Wibowo Direktur Wholesale Bank Permata, menyampaikan, pihaknya ada beberapa pipeline kredit tambang tetapi belum ada yang confirm.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai, walaupun harga komoditas mulai naik, namun BCA masih mempertimbangkan faktor risiko sebelum masuk ke sektor tambang. "Kami belum berani ke sektor tersebut," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News