Reporter: Roy Franedya |
JAKARTA. Kredit konsumer masih menjadi andalan perbankan dalam mengarungi tahun ini, tak terkecuali PT Bank Mutiara Tbk (BCIC). Mewujudkan hal ini, Bank Mutiara telah menandatangani nota kesepahaman atau memoar of understanding (MoU) menyalurkan kredit Kepemilikan Rumah dan Apartemen (KPR dan KTA) untuk seluruh proyek properti Gapuraprima Group. Proyek tersebut tersebar di berbagai wilayah Indonesia, seperti di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bandung dan Bali.
Direktur Utama Bank Mutiara Maryono mengatakan kerjasama dengan Gapuraprima Grup menunjukkan semakin pulihnya kepercayaan dunia usaha ke Bank Mutiara. "Kami berharap dapat melakukan kerjasama inovatif di masa mendatang,” ujarnya dalam rilis yang diterima Kontan, Jumat (28/1).
Maryono bilang KPR akan menjadi fokus kredit konsumer Bank Mutiara pada 2011 dengan target penyaluran kredit sebesar Rp 400 miliar. "Selain itu, fokus bisnis Bank Mutiara dalam penyaluran kredit untuk 2011 masih tetap di segmen ritel," tambahnya.
Agar mencapai target tersebut, lanjut Maryono, Bank Mutiara juga akan menjalin kerjasama dengan sejumlah perusahaan pengembang properti besar lainnya. "Saat ini kami tengah menjajaki rencana kerjasama tersebut," terangnya.
Informasi saja, hingga November 2010, total aset Bank Mutiara sudah mencapai Rp 9,31 triliun, tumbuh sebesar 23,6% dari posisi akhir 2009 sebesar Rp 7,53 triliun. Peningkatan aset tersebut terutama dipicu oleh peningkatan dana pihak ketiga (DPK) serta pertumbuhan kredit.
Pada November 2010, DPK Bank Mutiara mencapai Rp 8,03 triliun meningkat 35% dari posisi Desember 2009 sebesar Rp 5,94 triliun. Adapun penyaluran kreditnya mencapai Rp 5,79 triliun, tumbuh 19,2% dari akhir 2009 sebesar Rp 4,86 triliun.
Maryono mengatakan, dalam penyaluran kredit, bank yang dulu bernama Bank Century tersebut tetap mengedepankan asas-asas prudential banking. Hal itu tecermin dari penurunan rasio kredit bermasalah (NPL) yang per akhir November 2010 berada di posisi 4,33% (net). "Posisi NPL ini jauh lebih baik dibanding akhir 2009 di level 9,55%," jelas Maryono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News