Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Kabar Australian & New Zealand Banking (ANZ) akan melepas saham di PT Bank Panin Tbk tak menahan laju pertumbuhan bisnis Bank Panin. Hendrawan Danusaputra, Wakil Presiden Direktur terpilih Bank Panin mengakui, ada niatan ANZ untuk menjual saham di Indonesia, namun itu menjadi urusan mereka.
“Niat itu ada tapi mereka belum melakukan komunikasi secara resmi kepada Bank Panin,” katanya, Selasa (13/12). Terkait Mizuho Financial Group Inc yang tertarik untuk mencaplok Bank Panin melalui pembelian saham dari ANZ, Hendrawan menambahkan, itu adalah isu lama yang belum ter-update lagi, dan menjadi urusan ANZ dengan Mizuho.
Saat ini, pemegang saham Bank Panin terdiri dari PT Panin Financial Tbk sebesar 46,04%, Votraint No.1103 Pty Limited ini adalah ANZ sebesar 38,82%, dan publik sebesar 15,14%.
Kedepan, bank milik keluarga Gunawan ini masih akan meningkatkan kinerja bisnis. Hendrawan menuturkan, pihaknya mengincar pertumbuhan kredit sebesar 10%-15%, dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 10%-15% tahun 2017, lebih tinggi dibandingkan target pertumbuhan kredit sebesar 5%-6%, dan DPK tumbuh 8%-9% tahun 2016.
Bank Panin akan meningkatkan pertumbuhan kredit pada segmen korporasi dan konsumer karena jenis kredit ini masih ada permintaan. Misalnya, kredit korporasi untuk pembiayaan kredit di jalan tol dan consumer goods, dan kredit konsumer pada segmen kredit pemilikan rumah (KPR). “KPR akan tumbuh sekitar 15% di tahun depan,” tambahnya.
Sedangkan untuk tahun 2016, segmen kredit yang masih menjadi penopang adalah kredit korporasi, konsumer dan usaha kecil dan menengah (UKM). Meskipun kredit tumbuh lambat, namun perusahaan masih akan memperoleh laba. Pasalnya, beban bunga tercatat turun, dengan pendapatan bunga masih naik.
Hendrawan mengatakan, Bank Panin menargetkan dapat memperoleh laba bersih sebesar Rp 2,2 triliun-Rp 2,3 triliun di akhir tahun 2016 atau tumbuh sekitar 53% dibandingkan posisi laba bersih sebesar Rp 1,56 triliun. Adapun, perusahaan telah memperoleh laba bersih sebesar Rp 1,78 triliun per September 2016.
Target obligasi
Untuk pendanaan, Bank Panin tak hanya mengandalkan DPK. Bank kelompok BUKU III ini akan menerbitkan sisa Obligasi Berkelanjutan II senilai Rp 5,8 triliun pada tahun 2017 atau tahun 2018 tergantung dari kebutuhan dana dan likudiitas di pasar. “Kami sudah memperoleh izin menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II hingga Rp 10 triliun,” katanya.
Tahun 2016 ini, Bank Panin telah menerbitkan obligasi yang terdiri dari Obligasi Berkelanjutan II Tahap I senilai Rp 2,0 triliun, Obligasi Berkelanjutan II Tahap I senilai Rp 100 miliar di bulan Juni 2016.
Kemudian, pada Oktober 2016, Bank Panin kembali menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Tahap II dengan nilai nominal Rp 2,12 triliun sehingga obligasi yang telah diterbitkan mencapai Rp 4,22 triliun selama tahun 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News