kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45900,65   -5,64   -0.62%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank pasang bunga deposito tinggi, ternyata begini alasannya


Minggu, 12 Juli 2020 / 18:26 WIB
Bank pasang bunga deposito tinggi, ternyata begini alasannya
ILUSTRASI. Ilustrasi bunga deposito


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19 membuat perbankan lebih waspada dalam menjaga likuiditas. Sebab, bukan tidak mungkin dalam tren restrukturisasi dan pelemahan ekonomi, risiko likuiditas menjadi semakin tinggi. 

Alhasil, beberapa bank mulai aktif menawarkan deposito tinggi guna menjaga likuiditas. Merujuk data Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU) Bank Indonesia per 10 Juli 2020 saat ini rata-rata deposito tertinggi untuk tenor 1, 3, 6 dan 12 bulan cukup tinggi. Antara lain 9,5% untuk tenor 1 dan 3 bulan, lalu 8,75% untuk 6 bulan dan 9% untuk 12 bulan. 

Penawaran tertinggi untuk tenor 1 bulan di periode ini ada di Bank Mega yakni 7% lalu Bank Commonwealth dan Bank Mayora dan Bank Mandiri sebesar 6%. Tawaran bunga deposito ini relatif tidak banyak bergerak secara month on month (mom) atau malah menurun sekitar 25 bps untuk Bank Mayora dan Bank Mandiri. 

Baca Juga: Penempatan dana LPS ke bank yang terancam gagal tidaklah gratis

Beberapa bankir yang dihubungi Kontan.co.id mengatakan, sejauh ini sebenarnya likuiditas masih sangat cukup. Adapun, besaran bunga tersebut merupakan strategi pengelolaan likuiditas sekaligus mengikuti pergerakan tingkat bunga deposito di pasar. 

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rully Setiawan menjelaskan tingkat rasio likuiditas perseroan alias loan to funding ratio (LFR) dan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) masih sangat pruden yakni di batas aman 85%. 

"Posisi likuiditas Bank Mandiri saat ini dalam keadaan aman dimana semua rasio likuiditas terjaga dalam batasan limit sesuai ketentuan," kata Rully, Minggu (12/7). 

Rully menjelaskan, rasio tersebut menandakan bahwa masih terdapat aset likuid yang cukup untuk memenuhi kebutuhan likuiditas. Walau sedang krisis ekonomi akibat wabah virus corona, bank berlogo pita emas ini menjamin kalau likuiditas masih bakal stabil. "Bank Mandiri selalu menjaga tingkat likuiditas dalam level yang aman guna memenuhi kewajiban jatuh tempo dan kebutuhan operasional bank," tegasnya. 

Sebagai tambahan informasi, merujuk laporan bulan Mei 2020 total deposito Bank Mandiri (bank only) telah mencapai Rp 287,85 triliun. Realisasi tersebut meningkat cukup tinggi yaitu 14,91% secara year on year (yoy). 

Senada dengan Bank Mandiri, Direktur Konsumer Bank CIMB Niaga Lani Darmawan juga mengatakan saat ini tingkat bunga deposito perseroan dipatok sesuai dengan rata-rata bunga di pasar perbankan. Sebagai informasi, merujuk data PIPU per 10 Juli 2020, bunga tertinggi CIMB Niaga untuk tenor 1 dan 3 bulan dipatok 5,35%. Sementara untuk bunga tertinggi tenor 6 dan 12 bulan yakni stabil di level 5,5%. 

Menurut Lani, pihaknya sejak beberapa tahun terakhir memang tidak terlalu gencar menjaring dana mahal. Justru, bank yang mayoritas sahamnya dimiliki Grup CIMB ini malah fokus mendorong dana murah (current account and saving account/CASA). "Kami fokus di CASA, tidak di deposito. Saat ini rasio CASA kami di atas 61%," terang Lani. 

Baca Juga: Ini 3 bank pemberi bunga deposito tertinggi: Bank Mega, Bank Mayora, Bank Bukopin

Menurut penuturan Lani pihaknya tidak berniat memasang bunga tinggi, namun hanya mengikuti tren di pasar saja. Lagipula, perseroan mencatat dana murah sudah berhasil tumbuh 18% yoy di semester I-2020, meski dalam kondisi pandemi Covid-19. Hal ini berkat optimalisasi digital perseroan, lewat aplikasi OctoMobile yang terus dikembangkan. 

Asal tahu saja, akibat fokus mendorong dana murah, per Mei 2020 (bank only) deposito CIMB Niaga justru menyusut 14,23% menjadi Rp 61,49 triliun dari tahun sebelumnya yang sempat menembus Rp 71,7 triliun. Sebaliknya, dana tabungan perseroan di bulan Mei 2020 meningkat 15,3% yoy. 

Di sisi lain, bank kecil seperti Bank Mayora justru punya pandangan berbeda terkait bunga deposito. Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij justru mengatakan pihaknya memang berniat untuk memasang bunga deposito di atas BUKU III dan IV. 

Tetapi, hal ini menurutnya memang praktek yang wajar dilakukan kelompok BUKU II lantaran mayoritas pendanaan memang berasal dari DPK terutama deposito. "Suku bunga deposito yang kami berikan, sama dengan rata-rata suku bunga bank BUKU II," singkatnya. 

Sebagai gambaran, per 10 Juli 2020 rata-rata bunga deposito tertinggi Bank Mayora untuk tenor 1 dan 3 bulan mencapai 6%. Sedangkan untuk tenor 6 dan 12 bulan dipatok 5,75% tertinggi. 

Menurutnya, dalam waktu dekat tren bunga deposito bakalan menurun. Hal ini sejalan dengan tidak terlalu kencangnya laju kredit ditambah sudah terjaganya posisi likuditas industri perbankan. Sebagai catatan, per Mei 2020 total dana deposito Bank Mayora memang naik tinggi sebesar 20,33% secara yoy. 

Sekadar informasi saja, menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Mei 2020 rata-rata suku bunga deposito ada di level 6,06%. Posisi tersebut terus menurun dari periode April 2019 yang menyentuh 6,96%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×