kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Permata hanya targetkan pertumbuhan kredit 5%


Minggu, 13 September 2015 / 16:16 WIB
Bank Permata hanya targetkan pertumbuhan kredit 5%


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pelambatan pertumbuhan ekonomi yang berimbas pada penurunan daya beli masyarakat, berimbas juga pada perbankan. Saat ini, stimulus dari otoritas seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan juga belum terasa pada penyalur kredit.

Alhasil, industri perbankan merevisi proyeksi target pertumbuhan penyaluran kredit tahun ini. PT Bank Permata Tbk (PermataBank) misalnya, hanya menargetkan pertumbuhan kredit di level 5% sampai dengan akhir tahun 2015, dari sebelumnya dipatok 10%. 

Direktur Retail Banking PermataBank, Bianto Surodjo menjelaskan, target pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 5% di seluruh segmen kredit. Sampai dengan semester I-2015, kredit di bank dengan kode emiten BNLI ini hanya tumbuh 2% menjadi Rp 130 triliun dibanding semester I-2014 yang sebesar Rp 127 triliun.

"Pertumbuhan kredit konsumer di semua segmen baik KKB, KPR, kartu kredit maupun KTA semuanya hampir sama, hanya 5%. Kami lihat sampai akhir tahun semua melambat karena kami juga ekstra hati-hati untuk menyalurkan kredit karena menjaga kualitas dan juga harus hati-hati menjaga cash flow," ujar Bianto di Jakarta, akhir pekan lalu, Jumat (11/9).

Bianto menuturkan, kemungkinan perlambatan pertumbuhan kredit masih akan terjadi sampai dengan awal tahun 2016 mendatang. Pasalnya, secara historis, permintaan kredit awal tahun atau kuartal pertama belum sebesar kuartal selanjutnya. Oleh karena itu, Bianto memperkirakan permintaan kredit akan bisa membaik pada kuartal II-2016 dan kuartal-kuartal berikutnya di tahun depan.

"Paket kebijakan ekonomi pemerintah baru diumumkan kemarin. Sehingga pengaruhnya akan terjadi secara berangsur-angsur tapi tidak segera," ucapnya.

Lebih lanjut Bianto menambahkan, kredit untuk usaha kecil menengah (SME) perusahaan mencapai lebih dari 30% terhadap seluruh porsi kredit yang disalurkan PermataBank.

Bank dengan kode emiten BNLI ini, menyalurkan sekitar 6%-7% kredit mikro dengan batas nominal maksimum sekitar Rp 100 juta. Sementara itu, perseroan mematok bunga injaman antara 12%-13%.

Bianto menyampaikan, pelonggaran aturan loan to value (LTV) yang diberikan oleh Bank Indonesia dan OJK, belum menutup penurunan daya beli masyarakat yang ingin mengambil kredit pemilikan rumah (KPR) atau kendaraan (KKB). 

Dia memperkirakan, pelonggaran ini baru berpengaruh pada permintaan kredit konsumer pada tahun 2016 mendatang.

"Kebijakan LTV secara umum akan menurunkan entry berrier. Tapi permasalahan saat ini adalah permintaan dari masyarakat yang berkurang. Pemerintah juga banyak melakukan aksi seperti paket ekonomi, belanja modal dan spending budget baik di pusat maupun di daerah. Kalau itu bisa berjalan dengan konsisten, tahun depan mudah-mudahan bisa berjalan dengan baik," jelas Bianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×