Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank telah siap untuk menyelenggarakan layanan BI-Fast. Uni Usaha Syariah (UUS) Bank Permata misalnya, telah menyiapkan dari sisi infrastruktur dan teknologi informasi.
"Kami mungkin, salah satu, dari beberapa bank yang sudah siap dengan BI-Fast. Semoga kami bisa menggunakan layanan tersebut di gelombang pertama," kata Sharia Business Unit Director Bank Permata, Herwin Bustaman, pada Kamis (18/11).
Melalui BI-Fast, Herwin berharap nasabah bisa melakukan transaksi kapan pun dengan biaya terjangkau. Dengan demikian, nasabah bebas memilih layanan bank sesuai pilihan mereka, khususnya untuk transfer ke bank lain.
"Kami tentunya akan mengikuti aturan dan himbauan yang akan ditentukan oleh Bank Indonesia terkait ini (skema kerja sama dengan BI)," ungkapnya.
Baca Juga: BCA dukung BI-Fast untuk majukan sistem pembayaran
Seperti diketahui, BI-Fast merupakan sistem penyelesaian transaksi yang beroperasi secara real time. Dengan demikian, proses settlement transaksi bisa dilakukan selama 24 jam penuh.
Rencananya, tahap pertama BI Fast akan dilaksanakan pada pekan kedua Desember 2021 dan tahap kedua pada Januari 2022. Melalui sistem ini, tarif transfer nasabah menjadi lebih murah, dari Rp 6.500 menjadi Rp 2.500.
Untuk tahap pertama, ada 22 bank yang terlibat. Mereka adalah Bank Tabungan Negara (BTN), Bank DBS Indonesia, Bank Permata, Bank Mandiri, dan Bank Danamon Indonesia.
Kemudian Bank CIMB Niaga, Bank Central Asia (BCA), Bank HSBC Indonesia, Bank UOB Indonesia, Bank Mega, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Syariah Indonesia (BSI).
Baca Juga: BI pantau kesiapan teknologi perbankan untuk menerapkan BI-Fast
Diikuti Bank OCBC NISP, UUS BTN, UUS Bank Permata, UUS Bank Cimb Niaga, UUS Bank Danamon Indonesia, Bank BCA Syariah, Bank Sinarmas, Bank Citibank NA dan Bank Woori Saudara Indonesia.
Untuk tahap kedua, juga melibatkan 22 bank lain. Diantaranya, Bank Sahabat Sampoerna, Bank KEB Hana Indonesia, Bank Harda International, Bank Maspion, Bank Rakyat Indonesia Agroniaga dan Bank Ina Perdana.
Selanjutnya, Bank Mandiri Taspen, Bank Nationalnobu, Bank Jatim UUS, Bank Mestika Dharma, Bank Jatim, Bank Digital BCA, Bank Sinarmas UUS, Bank Multiarta Sentosa, Bank Ganesha.
Berikutnya Bank OCBC NISP UUS, Bank Jateng UUS, Standard Chartered Bank, Bank Jateng, BPD Bali, Bank Papua, dan Kustiodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Selanjutnya: BI-Fast akan jadi sumber fee based income baru bagi bank besar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News