Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto
Sementara Customer Solutions Retail Loan Division Head PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) Veronika Susanti cukup optimistis langkah BI tersebut akan bisa langsung mengerek naik kredit konsumsi perseroan.
“Harapan kami semoga dengan relaksasi LTV yang mendukung green financing, pertumbuhan kredit properti akan semakin baik di Kuartal 4-2019,” katanya kepada KONTAN.
Maklum kredit konsumsi perseroan tercatat stagnan. Pada semester 1-2019, kredit konsumsi perseroan cuma tumbuh 1,50% (yoy). Dari Rp 12,92 triliun pada semester 1-2018 menjadi Rp 13,11 triliun pada semester 1-2019.
Baca Juga: BI Turunkan Suku Bunga Acuan dan Longgarkan LTV
Sedangkan Corporate Secretary PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Raymond Yonarto menyatakan, meskipun ada pelonggaran, perseroan menjaga kualitas, alias tak asal menggelontorkan kredit.
“Dalam melakukan penyaluran kredit kaim akan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam menjaga kualitas. Kami juga akan terus akan melihat perkembangan pasar yang ada untuk KPR, dan KKB,” katanya kepada KONTAN.
Hingga semester 1-2019 lalu, portofolio KPR perseroan tercatat tumbuh mumpuni sebesar 11,2% (yoy) dengan nilai Rp 90,70 triliun. Namun, portofolio KKB perseroan justru tercatat negatif 1,5% (yoy) menjadi Rp 48,91 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News