kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank se-Asia Tenggara godok kerjasama tangani capital inflow


Jumat, 10 Desember 2010 / 14:29 WIB
Bank se-Asia Tenggara godok kerjasama tangani capital inflow
ILUSTRASI. Pernak-pernik Natal


Reporter: Ruisa Khoiriyah |

JIMBARAN, BALI. Bank-bank sentral se-Asia Tenggara yang tergabung dalam South East Asian Central Banks (SEACEN) dalam Seminar tingkat tinggi level Deputi Gubernur di Jimbaran, hari ini (10/12) menggodok kesepakatan bersama penanganan mitigasi risiko capital inflow. Pendorongnya adalah aliran modal asing alias capital inflow ke kawasan Asia Tenggara semakin deras beberapa waktu belakangan.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Halim Alamsyah menuturkan, seminar tahunan ini salah satunya ditujukan agar ada kesepakatan lintas batas di kawasan ASEAN khusus untuk respon capital inflow di kawasan.

"Salah satu hasil yang kami harapkan adalah bagaimana kerjasama lintas batas ketika terjadi capital inflow. Mudah-mudahan bisa dicapai," ujarnya di sela acara High Level Seminar for Deputy Governor SEACEN di Jimbaran, hari ini.

Hasilnya nanti akan jadi bahan yang akan BI bawa ke rapat dewan gubernur SEACEN Februari tahun 2011. Namun, Halim enggan mengungkap gambaran kerjasama akan seperti apa.

"Itu yang sedang dibicarakan, saya tidak mau mendahului. Yang jelas, kami akan melakukan pengawasan bersama," paparnya. Menurut kebiasaan internasional, dalam kerjasama seperti ini akan dibentuk sebuah college of supervisory. Disini, akan ada diskusi multilateral maupun bilateral. "Kami akan buka-bukaan tentu setelah ada penandatanganan perjanjian kerahasiaan," terang Halim.

Ia juga masih belum mau berbagi seperti apa usulan yang akan dibawa BI dalam penggodokan rencana kerjasama tersebut. "Intinya, kita semua cari cara gimana agar ketika ada krisis di luar kita, itu jangan sampai merugikan kita. Kalau sendirian kita kurang optimal, makanya kerjasama. Jika dulu ada capital outflow yang deras kita buat ChiangMai Initiative, siapa tahu sekarang akan ada Bali Initiative," jelas Halim.

Beberapa lembaga termasuk Asian Development Bank (ADB) sempat menyarankan pada negara-negara di kawasan yang kebanjiran capital inflow untuk memperkuat kerjasama penguatan mata uang agar langkah pemulihan ekonominya tidak terganggu currency war.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×