Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sepanjang Juli - September, perbankan semakin pintar berhemat. Ini terlihat dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) kuartal III yang melandai.
Bank memangkas ekspansi, seperti memperlambat laju pembukaan cabang baru atau menekan biaya operasional lain. Sikap mereka sejalan dengan permintaan Bank Indonesia (BI), Maret lalu agar menekan rasio BOPO.
Semakin tinggi rasio BOPO, memperlihatkan semakin boros. "Bank dengan rasio BOPO sampai 93% - 95% itu ketinggian, kami meminta agar diturunkan hingga 85% bahkan 70% - 80%," jelas Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah, Senin lalu (22/10) di Yogyakarta.
BI tak akan membuat peraturan rasio BOPO. Patokan rasio tersebut akan muncul dari rata-rata industri perbankan. Misalnya, per Agustus lalu, rasio BOPO sebesar 74,70% atau turun 14 basis poin dari posisi setahun sebelumnya sebesar 89,43%. Juga turun dari Januari lalu yang tercatat 91,78%. "Kalau BOPO bank lebih tinggi dari rata-rata industri, kami meminta menurunkan," tambahnya.
Direktur Keuangan Bank Danamon, Vera Eve Lim, mengaku rasio BOPO banknya menurun tipis, tapi tidak terlalu memberi dampak. Mengintip laporan keuangan Danamon per September, beban promosi memang tercatat menurun 29% menjadi Rp 119 miliar. Namun beban tenaga kerja naik 14% menjadi Rp 2,25 triliun.
Sedangkan Direktur Keuangan Bank BNI, Yap Tjay Soen, menjelaskan penurunan angka provisi atau pencadangan ikut menyeret turun BOPO. Apalagi, BNI juga mencatat penurunan kerugian nilai aset surat berharga sebesar 73% menjadi Rp 11 miliar dari posisi sebelumnya Rp 42 miliar.
Direktur Kepatuhan Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), Anika Faisal, mengatakan bank menurunkan biaya operasi untuk menekan biaya dari pinjaman dan aset. "Kami ingin meningkatkan efisiensi kinerja BTPN," kata dia.
Sejak Januari- Agustus lalu, BI mencatat, bank BUMN paling agresif menurunkan BOPO, dari 113% menjadi 72,09%.Kemudian bank swasta dari 87,32% menjadi 75,45%.
Bank swasta non devisa mencatat penurunan tipis dari 81,40% menjadi 79,23%. Bank pembangunan daerah (BPD) dan campuran menurunkan rasio, masing-masing menjadi 74,33% dan 78,45%. Bank asing justru mencatat kenaikan BOPO meskipun tipis, yakni 79,48% dari 79,03%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News