kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Bank Semakin Gencar Tarik Dana Murah


Rabu, 14 Juli 2010 / 08:31 WIB
Bank Semakin Gencar Tarik Dana Murah


Reporter: Roy Franedya, Ruisa Khoiriyah | Editor: Test Test

JAKARTA. Perbankan mulai berlomba-lomba menggenjot dana murah untuk menurunkan biaya dana (cost of fund) mereka. Salah satu cara yang yang lazim adalah menggelar tabungan dengan iming-iming undian berhadiah.

Tengok saja Bank Tabungan Negara (BTN) yang menghadirkan undian berhadiah untuk Tabungan eBataraPos. Sesuai namanya, tabungan yang meluncur sejak Desember 2008 silam ini merupakan hasil kerjasama dengan PT Pos Indonesia.

Direktur Utama BTN Iqbal Latanro mengatakan, pihaknya memilih PT Pos karena BUMN itu memiliki jaringan yang sangat luas hingga ke pelosok desa "Ini memudahkan kami menyasar masyarakat kelas bawah. Walau mereka malas ke bank, sebenarnya mereka sangat akrab dengan kantor pos," ujarnya, Selasa (13/7).

Strategi BTN ini cukup jitu, sebab saldo rata-rata nasabah eBataraPos menanjak dari awalnya Rp 200.000, kini menjadi Rp 800.000 per bulan. "Sudah ada sebanyak 2,6 juta nasabah tabungan ini," tambah Iqbal.

Informasi saja, pada periode Januari - Juni 2010 tabungan eBataraPos berhasil mengumpulkan dana masyarakat sebesar Rp 2,07 triliun. Jika dibandingkan periode yang sama tahun 2009, jumlah dana tabungan ini tumbuh sekitar 32,38%.

Saat ini, tabungan eBataraPos menyumbang 15% - 20% dari total dana pihak ketiga (DPK) BTN. Pada akhir Maret 2010, total DPK BTN mencapai Rp 37,8 triliun.
Perolehan tersebut naik 14,9% dibandingkan posisi Maret 2009 yang sebesar Rp 3,29 triliun. BTN menargetkan, tahun ini pertumbuhan DPK mencapai 20% - 22%, menjadi Rp 78 triliun.

Bank lain yang rajin menarik dana murah adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI). Belum lama ini, BRI menggelar program undian bertajuk Untung Beliung BRItama (UBB) Periode IV, yang berlangsung dari Mei hingga September 2010.

Sekretaris Perusahaan BRI Muhamad Ali mengatakan, melalui program ini BRI menargetkan bisa mengumpulkan dana sebesar Rp 5 triliun. Sebagai perbandingan, pada periode Oktober 2009 hingga Januari 2010 lalu, BRI berhasil menghimpun dana dari tabungan BRItama lebih dari Rp 4 triliun. "Pada periode itu, kami berhasil mengumpulkan lebih dari 700.000 rekening baru," ujar Ali. Per Maret 2010, total dana tabungan BRI mencapai Rp 97,29 triliun. Angka ini naik 14,9% dari tahun sebelumnya yang tercatat sekitar Rp 84,67 triliun.

DPK perbankan turun

Kendati perbankan berlomba menggenjot dana murah, berdasarkan data Bank Indonesia (BI), total DPK perbankan selama pekan pertama Juli 2010 merosot Rp 25,29 triliun. Alhasil, total DPK perbankan sampai pekan pertama Juli 2010 menjadi Rp 2.064,7 triliun. Padahal, pada akhir Juni lalu, posisi DPK perbankan masih mencapai Rp 2.089,99 triliun.

Menurut pengamatan BI, penurunan tajam pada DPK perbankan terjadi karena pembayaran pajak. Juga, "Dropping dana dari pemerintah," ujar Kepala Biro Humas BI Difi A. Johansyah, Selasa (13/7).

Menurut siklus, penurunan DPK perbankan dipengaruhi oleh lalu lintas dana milik pemerintah dalam bentuk giro. Di akhir tahun, biasanya DPK bank membengkak karena sumbangan giro milik pemerintah yang belum ditarik karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sudah tutup buku.

Begitu menginjak tahun baru dan pertengahan tahun, pembangunan proyek pemerintah dimulai, otomatis penarikan dana proyek semakin deras. Tak heran, posisi giro bank langsung anjlok.

Kalau dihitung sejak akhir tahun 2009, DPK perbankan tumbuh 4,78% (year to date). Adapun pertumbuhan tahunan (year on year) DPK perbankan nasional mencapai 15,31%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×