kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,19   -7,17   -0.77%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank siap himpun dana non-konvensional


Kamis, 16 Januari 2020 / 20:29 WIB
Bank siap himpun dana non-konvensional
ILUSTRASI. JAKARTA,21/04-MERIAHKAN HARI KARTINI DI BTN. Direktur Utama Bank Tabungan Negara Maryono (kiri) sedang memperhatikan pelayanan yang dilakukan oleh teller dengan menggunakan kostum kebaya di kantor pusat Bank Tabungan Negara, Jakarta, Selasa (21/04). Dalam


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan mulai ambil ancang-ancang menerbitkan surat utang guna mengantisipasi masih lesunya penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tahun ini seiring tingginya target pertumbuhan kredit yang dicanangkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

OJK pasang target pertumbuhan kredit di kisaran 11%. Padahal tahun lalu, kredit perbankan cuma tumbuh 6,08%. Pun jika menghitung pembiayaan bank via penempatan pada surat berharga, ditambah dana offshore kantor cabang luar negeri yang beroperasi di Indonesia, secara akumulatif pembiayaan perbankan cuma tumbuh 9,2% tahun lalu.

Baca Juga: Bank digital bikin perebutan dana makin sengit

Sementara tahun lalu pertumbuhan DPK tercatat lebih kecil, hanya 6,54%. Adapun Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) menaksir pertumbuhan DPK tahun ini sebesar 8,4%.

“Secara historis sumber dana memang lebih kecil dibandingkan kredit, tapi likuiditas akan tetap mencukupi untuk ekspansi kredit. Target kredit 11% itu pun juga dari RBB (rencana bisnis bank) yang menargetkan ekspansi kredit 10% tahun ini,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana, Kamis (16/1).

Mengejar target pertumbuhan tinggi, sejumlah bank mengaku kini tengah bersiap menghimpun dana non-konvesnional via penerbitan surat utang.

Awal tahun ini, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) telah memulai tren ini. Bank yang berfokus di segmen bisnis kredit perumahan ini baru saja menerbitkan Junior Global Bond senilai US$ 300 juta.

Baca Juga: BI: Penghimpunan DPK pada November 2019 meningkat 6,4% yoy

Direktur Keuangan BTN Nixon L. Napitupulu dalam keterangan resminya, Kamis (16/1) bilang penerbitan surat utang ini diharapkan dapat mempertebal likuiditas perseroan ditambah dengan sejumlah kasi menghimpun dana non-konvensional lainnya.

Tahun ini perseroan pasang target pertumbuhan kredit di kisaran 10%. Sementara rasio kecukupan modalnya ditargetkan bisa mencapai 19%.

“Dengan tambahan dana segar dari Junior Global Bond, pinjaman subordinasi, dan institusi lainnya, maka capital adequacy ratio (CAR) kami bakal mencapai 17% pada Januari 2020. Lebih tinggi dari posisi Desember 2019 sebesar 16,88%,” kata Nixon.

Apalagi surat utang bertenor lima tahun ini juga tercatat meraih kelebihan permintaan hingga 12,3 kali atau setara US$ 3,6 miliar. Padahal dengan kupon 4,2%, surat utang ini tercatat lebih rendah 285 bps-310 bps dibandingkan US Treasury treasury lima tahun sebagai acuan. Meskipun lebih tinggi 260 bps dibandingkan instrumen acuan.

Baca Juga: OJK bakal miliki data fraud industri perbankan

Aksi serupa juga akan direncanakan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Bank berlogo pita emas ini juga punya target pertumbuhan kredit di kisaran 10% tahun ini.

“Mengandalkan DPK untuk ekspansi kredit tentu tidak akan cukup, makanya kami juga akan berupaya menjaring dana non-konvensional dengan menerbitkan obligasi, sekiranya bisa terbit semester II-2020, sementara nilainya kisaran Rp 5 triliun hingga Rp 10 triliun tergantung kebutuhannya,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar.

Bank pelat merah lain yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang punya target pertumbuhan kredit lebih tinggi di kisaran 11% juga punya niat menerbitkan obligasi.

Baca Juga: Kredit perbankan membaik jelang akhir tahun

Ini akan jadi aksi lanjutan yang telah dilakukan perseroan tahun lalu dengan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III BRI Tahap I-2019 senilai Rp 5 triliun.

Totalnya, bank terbesar di tanah air ini punya alokasi Rp 20 triliun untuk menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III BRI 2019 yang punya periode penerbitan hingga tahun depan.

“Tahun lalu kami sudah eksekusi Rp 5 triliun, untuk tahun ini mungkin bisa sama senilai Rp 5 triliun. namun kami juga akan lihat komposisi pendanaan kami juga nanti, kalau saat ini sebenarnya masih bagus,” kata Direktur Utama BRI Sunarso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×