Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto
Direktur Keuangan BTN Nixon L. Napitupulu dalam keterangan resminya, Kamis (16/1) bilang penerbitan surat utang ini diharapkan dapat mempertebal likuiditas perseroan ditambah dengan sejumlah kasi menghimpun dana non-konvensional lainnya.
Tahun ini perseroan pasang target pertumbuhan kredit di kisaran 10%. Sementara rasio kecukupan modalnya ditargetkan bisa mencapai 19%.
“Dengan tambahan dana segar dari Junior Global Bond, pinjaman subordinasi, dan institusi lainnya, maka capital adequacy ratio (CAR) kami bakal mencapai 17% pada Januari 2020. Lebih tinggi dari posisi Desember 2019 sebesar 16,88%,” kata Nixon.
Apalagi surat utang bertenor lima tahun ini juga tercatat meraih kelebihan permintaan hingga 12,3 kali atau setara US$ 3,6 miliar. Padahal dengan kupon 4,2%, surat utang ini tercatat lebih rendah 285 bps-310 bps dibandingkan US Treasury treasury lima tahun sebagai acuan. Meskipun lebih tinggi 260 bps dibandingkan instrumen acuan.
Baca Juga: OJK bakal miliki data fraud industri perbankan
Aksi serupa juga akan direncanakan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Bank berlogo pita emas ini juga punya target pertumbuhan kredit di kisaran 10% tahun ini.
“Mengandalkan DPK untuk ekspansi kredit tentu tidak akan cukup, makanya kami juga akan berupaya menjaring dana non-konvensional dengan menerbitkan obligasi, sekiranya bisa terbit semester II-2020, sementara nilainya kisaran Rp 5 triliun hingga Rp 10 triliun tergantung kebutuhannya,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar.