kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bank bersiap hadapi penyusutan NIM tahun depan


Rabu, 28 November 2018 / 16:25 WIB
Bank bersiap hadapi penyusutan NIM tahun depan
ILUSTRASI. Bank Central Asia (BCA)


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren suku bunga yang terus naik mulai berdampak pada margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) perbankan. Sejumlah bankir memastikan di tahun depan akan terjadi penurunan margin.

Hal ini utamanya karena peralihan efek kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) terhadap peningkatan bunga kredit perbankan tahun depan. Walau margin dipastikan menyusut lebih dalam di tahun depan, perbankan tetap optimistis mampu menjaga posisi NIM di level stabil.

Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengungkapkan BCA memprediksi NIM masih akan dapat dipertahankan di posisi 6% untuk tahun ini dan tahun depan.

"Mudah-mudahan (NIM) bisa dipertahankan seperti sekarang 6%. Diharapkan tahun depan juga sama," ujarnya di Jakarta, Selasa (27/11).

Upaya yang ditempuh oleh BCA salah satunya dengan mendorong pertumbuhan dana murah alias CASA untuk menekan biaya dana. Catatan Jahja, sampai dengan Oktober 2018 pertumbuhan dana murah BCA sudah mencapai 11,4% secara year on year (yoy).

Rasio CASA BCA paling tidak bisa dijaga di kisaran 78% di tahun ini hingga tahun depan.

"Kami akan fokus CASA, sampai Oktober 2018 naik 11,4%. Rasionya 78%. CASA tahun depan sama," sambungnya.

Lagipula, bank swasta terbesar di Indonesia ini mengatakan walau suku bunga acuan terus naik, pasar sudah mengantisipasi hal tersebut.

Terbukti, sejak awal tahun BI 7 day reverse repo rate (7DRRR) sudah melesat dari 4,25% menjadi 6%. Tapi kenyataannya, permintaan kredit masih terus tinggi bahkan lebih besar dibandingkan dengan tahun lalu secara industri.

"Bukti suku bunga tidak berkaitan dengan permintaan kredit, kecuali kredit konsumer. Kalau KPR itu berpengaruh, bunga naik permintaan langsung turun. Tapi kalau kredit modal kerja dan investasi prospeknya masih bagus," jelasnya.

Untuk tahun depan BCA memproyeksi setidaknya kredit tumbuh konservatif di level 10%. Tak jauh berbeda dengan target tahun 2018 yang dipatok 8%-9%.

Sampai akhir Desember 2018 secara keseluruhan kredit BCA diperkirakan mampu tumbuh 14% yoy.

Sebagai informasi saja, posisi NIM BCA per akhir September 2018 lalu ada di 6,1%, turun 9 basis poin (bps) akibat kenaikan suku bunga acuan BI sejak awal tahun.

Antisipasi yang ditempuh BCA untuk meredam penyusutan NIM salah satunya dengan menaikkan tingkat bunga kredit. Misalnya untuk kredit modal kerja sudah naik 50 bps, kredit konsumer juga sudah naik 70 bps hingga akhir Agustus 2018 lalu.

Pada September 2018 BCA melakukan penyesuaian di beberapa segmen kredit sebesar 25 bps untuk menyesuaikan posisi suku bunga BI. 

Di sisi lain, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja juga mengatakan NIM diproyeksi akan turun terus.

Kendati demikian, OCBC NISP setidaknya berupaya untuk menjaga NIM di level 4% di tahun 2019. "NIM turun terus, kami proyeksi di level 4%. Tidak beda jauh dengan sekarang," ungkapnya. 

Sama seperti Jahja, bank yang terafiliasi dengan Grup OCBC ini menyebut pihaknya harus terus mendongkrak CASA untuk meredam kenaikan NIM.

Sebab, kenaikan suku bunga kredit tidak bisa dilakukan secepat suku bunga dana. Parwati menyebut di tahun 2019 kenaikan bunga kredit baru akan lebih banyak dibandingkan dengan 2018.

"Bunga dana naik lebih dulu, sedangkan bunga kredit lebih belakangan. Nanti di 2019 lebih catch up suku bunganya," paparnya. 

Asal tahu saja, per kuartal III-2018 lalu NIM OCBC NISP ada di level 4,2%. Posisi ini turun 30 basis poin (bps) dibandingkan posisi kuartal III-2017 yang sebesar 4,5%.

Secara industri, NIM perbankan per September 2018 ada di level 5,14%. Bila dibandingkan dengan tahun lalu posisi tersebut menurun dari 5,33% atau susut 0,19%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×