kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank swasta tak mau ngotot mendorong kredit di tahun ini, kenapa?


Senin, 20 Juli 2020 / 17:45 WIB
Bank swasta tak mau ngotot mendorong kredit di tahun ini, kenapa?
ILUSTRASI. Costumer Service melayani nasabah di kantor cabang BCA Tangerang Selatan, Jumat (17/4). Manajemen PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengambil langkah kebijakan terkait Pedoman PSBB dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus atau Covid-19 dengan kembali


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam kondisi pandemi Covid-19, laju pertumbuhan kredit cukup tertekan. Lihat saja, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan pada bulan Mei 2020 menunjukkan kredit hanya tumbuh sebesar 3,05% secara year on year (yoy). 

Bila dirunut, pertumbuhan kredit ini lebih rendah dari periode Desember 2019 lalu yang sempat naik 6,08% dan posisi April 2019 yang meningkat 5,73%. Lebih lanjut, beberapa lembaga dan analis pun memproyeksi pertumbuhan kredit memang tidak akan deras tahun ini. 

Baca Juga: Ini yang perlu disiapkan bank untuk ajukan penempatan dana LPS

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) misalnya di awal kuartal II 2020 lalu memperkirakan kredit paling optimis bisa tumbuh 2% di 2020. Lalu, Bank Indonesia (BI) lewat Survei Perbankan kuartal III-2020 nya menyebut rata-rata responden dalam survei tersebut kredit secara keseluruhan di tahun 2020 hanya akan sebesar 2,5% yoy saja. 

Kemudian, Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto juga memprediksi kredit maksimal akan tumbuh 2%-3%. Bahkan, kredit bisa saja tumbuh di bawah angka pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Hampir bisa dipastikan, kredit tahun ini akan ditopang oleh bank besar yang masih punya peluang dan likuiditas untuk mendorong ekspansi. Apalagi, Pemerintah telah memberikan stimulus berupa penempatan uang negara ke empat bank Himbara sebesar Rp 30 triliun. 

Rinciannya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Mandiri Tbk masing-masing mendapat dana Rp 10 triliun. Kemudian, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) memperoleh masing-masing Rp 5 triliun. Dari jumlah tersebut, bank yang tergabung dalam Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) ini berkomitmen akan mampu menyalurkan tiga kali lipat dari nilai dana yang diberikan alias secara total Rp 60 triliun.

Baca Juga: Sabar, beleid penempatan dana LPS masih belum terbit

Tentunya, dana ini akan disalurkan ke sektor produktif dan sesuai dengan karakteristik masing-masing bank dalam periode enam bulan ke depan. 

Tentunya, bank Himbara bukan menjadi satu-satunya penopang kredit tahun ini. Masih ada beberapa bank besar milik swasta yang punya potensi untuk tumbuh. Tapi kelihatannya, bank swasta pada umumnya memilih untuk berhati-hati dalam menyalurkan kredit. 



TERBARU

[X]
×