kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank swasta tak mau ngotot mendorong kredit di tahun ini, kenapa?


Senin, 20 Juli 2020 / 17:45 WIB
Bank swasta tak mau ngotot mendorong kredit di tahun ini, kenapa?
ILUSTRASI. Costumer Service melayani nasabah di kantor cabang BCA Tangerang Selatan, Jumat (17/4). Manajemen PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengambil langkah kebijakan terkait Pedoman PSBB dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus atau Covid-19 dengan kembali


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

Direktur Keuangan PT Bank Central Asia Tbk Vera Eve Lim mengatakan, ekspansi kredit BCA di paruh kedua tahun ini rencananya akan fokus pada segmen-segman dasar dan berpeluang tumbuh selama pandemi. "Seperti sektor pangan, infrastruktur, pegadaian, kelistrikan dan lainnya," kata Vera kepada Kontan.co.id, Senin (20/7). 

Namun, bank swasta terbesar di Tanah Air ini tidak mematok pertumbuhan kredit, alias lebih konservatif. Sebab, di tengah situasi yang serba tidak pasti Vera menjelaskan BCA akan sangat selektif menyalurkan kredit dengan tetap memperhatikan posisi kualitas kredit. 

Baca Juga: Bank kecil di China bergegas meningkatkan permodalan, ada apa?

Asal tahu saja, pada kuartal I 2020 lalu BCA masih mampu mencatat kenaikan kredit 12,3% secara yoy menjadi Rp 612,2 triliun. Pendorongnya mayoritas berasal dari segmen korporasi yang tumbuh 25,4% yoy. Sedangkan kredit komersial dan UKM naik satu digit masing-masing 5% dan 3%. 

Pun, pertumbuhan kredit BCA sejauh ini memang masih positif, walau sudah lebih lambat. Merujuk laporan keuangan bulanan pada Mei 2020 kredit BCA tumbuh sekitar 7,23% secara tahunan menjadi Rp 595,02 triliun. 

Mengutip pernyataan Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja belum lama ini, pihaknya memang tidak akan ngotot mendorong kredit. Kendati Pemerintah telah memberikan stimulus berupa penjaminan kredit ke segmen UMKM lewat peneribtan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 71/2020. “Tidak ada target penyaluran kreditnya, situasi pandemi seperti ini sulit membaca kecepatan pemulihan ekonomi,” kata Jahja. 

Sementara itu, bank besar swasta lainnya yakni PT Bank Panin Tbk justru mengungkap tidak menjadikan penyaluran kredit sebagai prioritas utama di tahun ini. Alasannya, Direktur Utama Bank Panin Herwidayatmo menganggap kesehatan bank dan kualitas kredit menjadi hal terpenting dalam menghadapi krisis yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 saat ini. 

Baca Juga: Chatib Basri sebut credit crunch jadi persoalan utama bank saat ini, apa itu?

"Bank Panin masih sangat berhati-hati menyikapi kondisi ekonomi yang ada. Prioritas untuk menghadapi tahun ini adalah menjaga kesehatan bank," paparnya. Dus, bank bersandi bursa PNBN ini memprediksi pertumbuhan kredit perseroan tahun ini kemungkinan besar akan negatif. 

Sebagai gambaran saja, merujuk laporan keuangan bulan Mei 2020 realisasi kredit Bank Panin memang turun sebesar 8,44% secara tahunan dari Rp 136,32 triliun di bulan Mei 2019 menjadi Rp 124,82 triliun pada Mei 2020. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×