kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank Syariah Bukopin lirik bisnis gadai syariah


Sabtu, 09 Oktober 2010 / 07:30 WIB
Bank Syariah Bukopin lirik bisnis gadai syariah
ILUSTRASI. Voni Novita


Reporter: Steffi Indrajana | Editor: Test Test

JAKARTA. Perbankan syariah di Tanah Air belum lama terjun ke bisnis gadai syariah. Namun, tingginya permintaan masyarakat terhadap layanan gadai membuat bisnis baru ini semakin menarik.

Salah satu bank syariah yang berminat menjajal bisnis ini adalah Bank Syariah Bukopin (BSB). Menurut Direktur Utama BSB Riyanto, pihaknya akan akan masuk ke bisnis ini pada Juni 2011.

Ia menargetkan, dalam enam bulan pertama omzet gadai syariah BSB bisa mencapai Rp 5 miliar. "Itu baru target awal, karena baru melakukan penetrasi ke pasar," ujar Riyanto kepada KONTAN, Kamis (7/10). BSB akan membuka layanan baru ini Jakarta. Dalam tiga bulan kemudian, barulah layanan ini tersedia di seluruh cabang BSB dan fokus pada bisnis gadai emas terlebih dahulu.

BSB melihat bisnis gadai syariah terbuka lebar. Maklum, pemain di bisnis ini belum banyak. Pemain utama di bisnis gadai syariah saat ini adalah Perum Pegadaian. "Bank-bank syariah baru mulai masuk, tetapi kebutuhan di masyarakat masih sangat besar," ujarnya.

Sebelum terjun ke bisnis gadai syariah, BSB bisa belajar dari pengalaman koleganya. Misalnya, Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) yang memiliki layanan ini sejak Maret 2009. Hingga Agustus 2010 lalu, pembiayaan gadai syariah BRIS Rp 300 miliar. "Pertumbuhan cabang kami hampir 100%. Dari 55 layanan gadai, sekarang kami punya 100 layanan," jelas Maryana Yunus, Product Development Consumer Department Head BRIS.

Tapi, tidak demikian dengan Bank Mega Syariah. Bank syariah milik Grup Para ini justru mencatat penurunan omzet gadai syariah. Per September 2010, omzet gadai syariah Bank Mega Syariah hanya Rp 40 miliar. Padahal, di awal tahun sempat mencapai Rp 100 miliar. "Ini karena pada awalnya kami menerima emas dan berlian.

Kemudian Bank Indonesia (BI) mengeluarkan peraturan baru yang hanya membolehkan kami menerima emas," tutur Benny Witjaksono, Direktur Utama Bank Mega Syariah.

Bank Mega Syariah akan menata kembali layanan ini. "Sampai akhir 2010, kami hanya menargetkan pertumbuhan Rp 10 miliar. Pada 2011, kami yakin bisa kembali ke Rp 100 miliar," harap Benny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×