Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada banyak jalan bagi perbankan untuk mendorong penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR). Salah satunya, bank menggunakan jurus ambil alih atau take over KPR untuk dongkrak kredit.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) tengah menawarkan promo take over KPR dengan syarat mudah menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Pimpinan Divisi Produk BNI Hermita mengatakan, langkah ini untuk menggenjot target pertumbuhan KPR.
"Sasaran utama adalah nasabah di atas Rp 500 juta yang punya KPR di bank lain," katanya, kepada KONTAN, Minggu (19/11). BNI menargetkan, take over KPR akan mencapai Rp 2 triliun hingga akhir tahun ini. Adapun, penyerapan sudah sekitar 20%.
Bank berlogo 46 ini, menawarkan bunga satu digit untuk take over KPR. Misalnya, untuk pemindahan KPR dari bank lain ke BNI menetapkan bunga sekitar 7,1% untuk 2 tahun, 8% untuk 3 tahun, 8,45% untuk 4 tahun, dan 8,75% untuk 5 tahun.
Sebelumnya, BNI menargetkan KPR mencapai Rp 40 triliun di akhir tahun ini. Bank berplat merah ini mencatat realisasi KPR senilai Rp 36,05 triliun atau naik 0,8% per kuartal III-2017.
Berbeda, Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan menyampaikan, pihaknya menawarkan KPR melalui rekanan developer yang sudah ada, dan penawaran kepada nasabah sendiri alias cross-selling. Tentunya, dengan cross-sellingini akan memindahkan KPR dari tempat lain ke CIMB Niaga.
Bank berkode saham BNGA ini menargetkan KPR tumbuh 10% di tahun ini. Tercatat, CIMB Niaga mencetak KPR Rp 26,5 triliun atau naik 12,1% per kuartal III-2017.
Senada, Direktur PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Handayani bilang, pihaknya memilih jurus bunga ringan untuk menarik nasabah KPR. Misalnya, BRI menawarkan bunga 6,75% untuk 1 tahun dan 7,5% untuk 3 tahun.
BRI belum fokus menawarkan take over KPR guna meningkatkan realisasi KPR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News