Reporter: Adhitya Himawan | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Perputaran uang di industri minyak dan gas (migas) menjadi berkah yang menguntungkan bagi bank yang membuka layanan trustee. Apalagi, devisa hasil ekspor migas cukup besar.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor migas dari Januari hingga September 2013 mencapai US$ 23,85 miliar. Dana hasil ekspor migas tentu menjadi potensi bisnis nan gurih bagi bagi bank pengelola dana hasil ekspor.
Belum lagi, kontraktor migas juga harus menyediakan dana cadangan untuk untuk membongkar fasilitas operasi perminyakan saat meninggalkan area wilayah kerja yang akan ditutup. Dana abandonment and site restoration (ASR) ini mencapai US$ 345 juta.
Tak heran, bank penyedia jasa trustee gencar menggaet dana kelolaan di sektor migas. Yang terbaru, Bank BNI meneken kerjasama trustee paying agent agreement (TPPA) dengan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) dan Energi Mega Persada (EMP) Bentu Limited, Jumat (22/11). Dalam kerjasama itu, BNI akan mengelola hasil penjualan gas blok ONWJ dengan potensi penerimaan penjualan US$ 21 juta selama tiga tahun. BNI juga akan mengelola hasil penjualan gas blok Bentu dan Korinci Baru dengan potensi penerimaan penjualan gas sebesar US$ 60 juta per tahun.
Potensi besar
Direktur Utama BNI, Gatot Murdiantoro Suwondo, mengatakan sulitnya perbankan menjadi agen pembayaran sektor migas. Bahkan, BNI membutuhkan waktu satu tahun untuk belajar.
Karena itu, kerjasama ini merupakan momentum bagi perusahaan migas lain menggunakan layanan perbankan domestik. "BNI telah menempatkan sektor migas sebagai salah satu sektor unggulan," kata Gatot.
Vice President BNI Eny Surjani, mengatakan, sebagai bank yang memberikan pelayanan trustee domestik pertama kali, BNI telah mengelola dana trustee sebesar US$ 500 juta per bulan. Dana kelolaan tersebut merupakan hasil penjualan gas blok Mahakam. yang masuk melalui cabang BNI di Singapura.
Di sektor migas, BNI saat ini mengelola dana ASR sebesar US$ 140,87 juta. Selain itu, BNI mengelola dana perusahaan migas sebesar Rp 3,28 triliun. Sebagai agen pembayaran, BNI telah menjalin kerjasama dengan 16 perusahaan dan mengelola dana sebesar Rp 97,46 triliun.
Saat ini, BNI tengah menjajaki kemungkinan kerjasama trustee dengan lima perusahaan lain. “Sebagian perusahaan asing. Kemungkinan baru akan bergulir tahun 2014 mendatang,” kata Eny.
Bank penyedia jasa trustee bagi sektor migas lain adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI). Hingga kini, BRI telah mengelola aset trustee sebesar Rp 9,1 triliun. Dana kelolaan tersebut berasal dari sembilan proyek. Sebanyak 75% merupakan nasabah yang berasal dari sektor migas. BRI juga menjadi bank pengelola dana ASR sebesar US$ 140 juta.
Sementara, Bank Mandiri telah memperoleh mandat sebagai penyedia jasa trustee empat blok dari tiga perusahaan kontraktor migas. Dana kelolaan tiap blok di antara US$ 9 juta-US$ 20 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News