Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Penyaluran kredit mikro oleh bank umum melalui Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mulai mengendur. Pengelola bank umum akan lebih hati-hati dalam memilih BPR yang menjadi penyalur dana.
Sikap hati-hati ini muncul setelah Tripanca grup yang berbasis di Lampung mengalami masalah. Tripanca yang memiliki bisnis utama berdagang komoditi pertanian memiliki BPR Setiadana. Nah, BPR Tripanca ini ikut menyalurkan kredit linkage.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Siti Fadjrijah mengakui penyaluran kredit melalui BPR semakin seret. "Sekarang linkage program mengendur. Kami akan dorong agar program ini diteruskan," kata Siti.
Pengelola BPR memahami jika pengelola bank umum semakin pelit mengucurkan pinjaman. Kondisi likuiditas yang sekarang masih ketat, akan memicu pengelola bank umum untuk lebih selektif dalam menyalurkan dana melalui BPR.
Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Perhimpunan BPR Indonesia (Perbarindo) Sawaluddin menyatakan, tahun depan pun BPR selektif memberikan kreditnya kepada nasabah. "Untuk mengurangi resiko kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL), Perbarindo juga akan menyalurkan kredit ke sektor-sektor yang tak rentan terhadap krisis," tutur Sawaludin yang juga menjabat sebagai dan juga Direktur PT BPR Tapeuna Dana, Kota Depok, pada Ahad (23/11).
Untuk mengantisipasi seretnya penyaluran kredit linkage program, Sawaludin menyatakan para pengelola BPR berupaya meningkatkan perolehan dana dari masyarakat.
Tak mengkhawatirkan
Budi Gunadi Sadikin, Direktur Retail and Micro Banking Bank Mandiri mengakui, kualitas kredit linkage masih bagus. Di Bank Mandiri, kredit linkage yang sudah tersalur Rp 1,3 triliun. "Rasio kredit macet 0%," tegas Budi. Ia mengakui, masalah yang terjadi di BPR Tripanca bisa menghilangkan kepercayaan bank umum untuk menyalurkan kredit linkage. Budi pun mengimbau pengelola BPR lebih berhati-hati. "Yang bermasalah satu saja, kepercayaan akan berkurang," imbuh Budi.
Joko Suyanto, Sekretaris Jenderal Perbarindo berjanji pengelola BPR akan lebih berhati-hati. "Kami selalu berupaya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank perkreditan rakyat. Misalnya dengan membantu masalah yang dialami anggota Perbarindo," tutur Joko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News