Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bank UOB Indonesia memilih berhati-hati dalam menyusun proyeksi pertumbuhan bisnis tahun ini. Situasi ekonomi nasional yang belum meyakinkan menyebabkan bank ini tidak terlalu agresif.
Bank UOB Indonesia memproyeksikan, total aset mereka tumbuh sekitar 7%-8% pada tahun ini. Adapun pertumbuhan kredit 15% hingga 16%. "Terakhir, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) ditargetkan 18% pada tahun ini," kata Safrullah Hadi Saleh, Direktur Keuangan dan Korporasi Bank UOB Indonesia, kepada KONTAN, Minggu (6/4).
Proyeksi Bank UOB telah tercantum dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun ini. Bank UOB tak akan terlalu ekspansif dalam penyaluran kredit agar kondisi likuiditas tetap terjaga. "Tahun ini kami berupaya agar loan deposit ratio (LDR) terjaga di level 94%," ujar Safrullah.
Berdasarkan laporan keuangan UOB Indonesia, tingkat LDR di akhir 2013 mencapai 94,15%, turun dari tahun sebelumnya 96,64%. Manajemen optimistis, likuiditas tetap terjaga meski tahun ini LDR masih mungkin di atas batas maksimal Bank Indonesia (BI) yang sebesar 92%. Syaratnya, CAR tetap di atas 14%. Tahun lalu, CAR UOB di level 14,94%.
Target pertumbuhan kredit UOB tahun ini kemungkinan lebih lambat dibanding realisasi tahun lalu. Tahun lalu, UOB mengucurkan total kredit Rp 52,21 triliun, tumbuh 16% dibandingkan akhir 2012 yang berhasil menyalurkan kredit Rp 44,97 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News