Reporter: Bernadette Christina Munthe, Wahyu Satriani |
JAKARTA. Ogah dibilang tak peduli dengan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), sepanjang tahun ini, sejumlah bank akan menambah puluhan hingga ratusan unit kerja yang khusus menyalurkan kredit ke pengusaha di sektor UMKM. Bank yang bisa disebut paling semangat adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Sepanjang tahun 2011 ini, bank pelat merah tersebut akan menambah 800 unit kerja yang khusus menangani kredit UMKM. Menurut Sekretaris Perusahaan BRI Muhamad Ali, demi mendanai pengembangan jaringan ini BRI akan mengalokasikan dana sekitar Rp 1 triliun.
PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) juga tak mau kalah. Bank yang mayoritas sahamnya milik investor asal Malaysia itu menargetkan, pada akhir tahun nanti jaringan Mikro Laju bisa mencapai 250 gerai dari saat ini hanya sekitar 120 gerai. "Biaya yang diperlukan untuk rencana ini sekitar Rp 100 miliar," kata Direktur Komersial Bank CIMB Niaga Handoyo Soebali, Senin (28/3).
Uang tersebut akan mengalir untuk untuk membangun kantor unit baru beserta infrastrukturnya. Tahun ini, CIMB Niaga membuka unit Mikro Laju masih terbatas di Sumatra dan Bali, dan beberapa gerai di Pulau Jawa.
Memanfaatkan cabang
Sementara PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) akan membuka 23 unit layanan di dalam kantor cabang yang ada. Bank Mandiri menyebut unit-unit itu sebagai Business Banking Desk, Business Banking Center, dan Business Banking Floor.
Group Head Business Banking I Bank Mandiri Riduan menyatakan, perluasan jaringan terebut akan memerlukan dana sekitar Rp 10,2 miliar.
Penambahan unit layanan ini tak memerlukan investasi yang besar karena memanfaatkan kantor cabang Bank Mandiri yang sudah ada. "Sebanyak 23 outlet baru ini diharapkan mampu menyalurkan tambahan kredit baru sebesar Rp 912 miliar sampai akhir tahun 2011 nanti," kata Riduan kepada KONTAN (28/3).
Hingga akhir 2010, bank berlogo pita kuning biru ini memiliki 177 unit kerja yang melayani debitur UMKM dengan total kredit sebesar
Rp 22,7 triliun. Mandiri menargetkan sampai akhir tahun bisa menyalurkan kredit UMKM hingga Rp 28 triliun.
Seperti yang Anda tahu, penyaluran kredit perbankan di segmen UMKM ternyata tidak sederas seperti yang diklaim oleh para bankir selama ini. Sampai akhir Januari 2011, sesuai data BI, penyaluran nilai kredit UMKM perbankan hanya 20,48% dari total kredit bank atau setara Rp 360,67 triliun. Angka tersebut jauh lebih rendah dari klaim para bankir sebesar 52,48% dari total kredit perbankan atau setara Rp 926,78 triliun (Harian Kontan 25 Maret 2011).
Penurunan porsi ini imbas dari perubahan definisi kategori kredit UMKM oleh Bank Indonesia (BI). Perubahan ini mengacu kepada UU UMKM yang menegaskan, kredit UMKM mengalir ke sektor produktif. Menurut BI, selama ini bank-bank memasukkan kredit konsumtif, seperti Kredit Tanpa Agunan (KTA) sebagai kredit UMKM.
Sesuai definisi baru, perbankan di Indonesia menargetkan kredit UMKM selama 2011 naik 25% menjadi Rp 106 triliun. Meski lebih kecil dari realisasi tahun lalu yang sebesar Rp 189,39 triliun, kredit itu benar-benar menggelontor ke sektor UMKM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News