kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bankir khawatir nasabah kaya pindah ke luar negeri


Rabu, 04 Mei 2011 / 12:07 WIB
Bankir khawatir nasabah kaya pindah ke luar negeri
ILUSTRASI. Ford rilis Mustang Mach-E bertenaga 7 mesin


Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Instruksi Bank Indonesia agar bank mengehentikan penjaringan nasabah prioritas baru sementara, menumbuhkan kekhawatiran di kalangan perbankan. "Ini dikhawatirkan akan membuat dana para nasabah ini lari ke luar negeri," kata Handoyo Soebali, Direktur Commercial Banking CIMB Niaga, Rabu(4/5).

Handoyo menyayangkan larangan BI ini karena membuat bank melewatkan kesempatan yang ada. Dengan pertumbuhan orang kaya di Indonesia yang cukup pesat, dia bilang, potensi keuntungan yang terlepas cukup besar. Apalagi potensi yang hilang bukan hanya berupa penambahan dana simpanan di bank, tetapi juga potensi dana yang diinvestasikan.

"Nominal rupiah yang terlepas saya tidak tahu persisnya. Tetapi pemberhentian sebulan ini akan melewatkan potensi yang ada. Kalau orang kaya tidak ditangkap, mereka akan mencari ke Singapura, Malaysia, yang rugi kita juga," kata Handoyo.

Sejak Senin lalu (2/5), bank sentral telah melarang 23 bank yang memiliki layanan wealth management menambah nasabah prioritas baru dalam waktu sebulan ke depan. Larangan ini menyusul hasil evaluasi BI bahwa praktik layanan manajemen kekayaan oleh perbankan masih sering melanggar Standard Operational Procedure (SOP)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×