Reporter: Dyah Megasari, Reuters |
JAKARTA. Larangan Bank Indonesia (BI) terhadap 23 bank untuk menjaring nasabah wealth management bakal berdampak pada industri pengelolaan kekayaan oleh bank. "Dalam jangka pendek hal itu pasti akan berpengaruh," ujar Piyush Gupta, CEO DBS, Jumat (29/4).
Keputusan BI datang setelah beberapa pekan lalu, regulator perbankan ini menghentikan kegiatan Citigold dalam menambah jumlah nasabah.
"Sebenarnya langkah BI ini merupakan pembelajaran bagi seluruh bank yang memiliki bisnis pengelolaan priority banking," ujarnya.
Teguh Hartanto, analis perbankan Bahana Securities mengaku terkejut dengan keputusan BI kali ini. "Yang perlu diketahui adalah logika di balik permintaan BI, pasti ada alasan tertentu mereka melakukan ini, salah satunya mungkin untuk mencegah tindakan money laundry," jelasnya.
Terakhir, bank asing memang sangat agresif menjaring nasabah kaya di Indonesia meskipun banyak jutawan yang justru mengelola dananya keluar negeri. DBS menjadi salah satu bank asing yang agresif di bisnis wealth management dengan menempatkan dua pejabat senior di Asia untuk mengelola bisnis ini. DBS, mengharapkan pertumbuhan dana kelolaan wealth management tumbuh antara 20%-30% di Indonesia, China dan India.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News