kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bankir klaim beban bunga masih terkendali selama pandemi


Rabu, 30 September 2020 / 16:35 WIB
Bankir klaim beban bunga masih terkendali selama pandemi
ILUSTRASI. Nasabah bertransaksi di Bank CIMB Niaga, Jakarta. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati pendapatan bunga perbankan terhambat akibat pandemi Covid-19, perbankan di Tanah Air terbilang cukup efisien dalam mengelola beban bunga. Hal ini tercermin dari total beban bunga bank yang mengalami penurunan pada Juli 2020 menjadi Rp 246,41 triliun atau turun sekitar 4,16% secara year on year (yoy). 

Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beban bunga tertinggi ada dari sisi beban bunga Dana Pihak Ketiga (DPK) yang nilainya mencapai Rp 115,5 triliun. Akan tetapi, secara industri beban bunga DPK turun 5,96% dari periode setahun sebelumnya yang sebesar Rp 122,84 triliun. 

Hal ini tentunya sejalan dengan upaya perbankan yang berusaha mengurangi ketergantungan terhadap dana mahal seperti deposito. PT Bank CIMB Niaga Tbk misalnya yang mengatakan pertumbuhan DPK memang terus tumbuh tinggi semasa pandemi, tetapi didominasi oleh kenaikan dana murah (CASA). 

Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan menjelaskan, CASA di awal semester II 2020 tumbuh di atas 18%. 

Baca Juga: OJK: Restrukturisasi kredit perbankan mencapai Rp 884,5 triliun

"Dalam beberapa tahun terakhir kami telah menurunkan cost of fund (CoF) yang lumayan. Karena pertumbuhan CASA yang lebih murah," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (30/9). 

Sayangnya, Lani tidak merinci besaran CoF CIMB Niaga saat ini. Dia hanya menegaskan kalau biaya dana saat ini sangat terkendali. 

Bila merujuk laporan keuangan bulan Agustus 2020, beban bunga CIMB Niaga memang turun sekitar 6,88% secara yoy dari Rp 6,03 triliun menjadi sekitar Rp 5,62 triliun. Akan tetapi, laju kredit yang terbilang seret tetap berpengaruh pada kondisi keuangan perseroan. 

Terlihat dari pendapatan bunga bersih yang turun 3,21% yoy menjadi sebesar Rp 7,91 triliun akibat pendapatan bunga yang hanya tumbuh mini alias stagnan. 

Agak sedikit berbeda dari bank besar, bank-bank kecil di sisi lain mengungkap adanya peningkatan beban bunga di tengah pandemi. PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) misalnya yang mengungkap posisi net interest margin (NIM) turun ke level 3,46% di periode semester II 2020, dari periode sebelum pandemi Covid-19 sebesar 3,97%. 




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×