kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bankir optimis dana kelola wealth management bisa tumbuh dobel digit


Rabu, 13 Februari 2019 / 20:13 WIB
Bankir optimis dana kelola wealth management bisa tumbuh dobel digit


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasabah kaya menjadi target perbankan untuk menambah pundi-pundi pendanaan. Utamanya di bisnis wealth management.

Bank optimis bisnis wealth management dapat tumbuh dobel digit sepanjang 2019. Senior Vice President Wealth Management Group Bank Mandiri Elina Wirjakusuma menargetkan pada tahun ini dapat tumbuh 15% hingga 20% dibandingkan pencapaian 2018.

Guna mencapai target tersebut bank dengan sandi saham BMRI ini akan fokus pada pertumbuhan produk investasi yang penetrasi ratenya masih belum terlalu tinggi. Sehingga masih memiliki potensi yang besar bagi nasabah ritel dan High Net Worth Individual (HNWI).

"Selain itu Mandiri juga melengkapi kebutuhan produk investasi pada kelas aset yang masih belum tergarap optimal seperti alternative investment dengan produk seperti Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT). Juga penawaran referral Pengelolaan Dana Nasabah Individu (PDNI) untuk kebutuhan nasabah HNWI yang memungkinkan mereka berinvestasi baik offshore maupun onshore," ujar Elina kepada Kontan.co.id.

Elina menuturkan pada 2018 merupakan tahun yang cukup berat bagi bisnis wealth management. Lantaran kondisi market yang juga penuh tantangan. Namun demikian Mandiri masih mengalami pertumbuhan dana kelolaan atau asset under management (AUM).

Pada akhir 2018, dana kelola atau Fund under Management (FUM) Unit Wealth Management Bank Mandiri mencapai lebih dari Rp170 triliun. Adapun yang digolongkan sebagai nasabah prioritas di bank berlogo pita emas ini harus memiliki FUM minimal Rp 1 miliar.

FUM Bank Mandiri merupakan dana pihak ketiga (DPK) yang terdiri dari tabungan, deposito, dan tabungan. Selain itu, FUM juga ditopang oleh Aset under Management (AUM) yang terdiri dari reksadana, surat berharga, maupun bancassurance.

Begitupun dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang menargetkan dapat membukukan pertumbuhan AUM bisnis wealth management sebesar Rp 17 triliun sepanjang 2019. General Manager Divisi Wealth Management BNI Neny Asriani menyatakan akan mengoptimalkan penjualan produk dan terus melakukan inovasi produk baru.

"Pertumbuhan AUM BNI pada 2018 sebesar Rp 14 triliun menjadi Rp 128,5 triliun. Begitupun dengan nasabah tumbuh 10.000 orang mjd 76.900 nasabah di Desember 2018," ujar Neny kepada Kontan.co.id.

Neny menyebut selain menopang DPK, bisnis wealth management juga turut mendorong pendapatan berbasis komisi atau fee based income dari penjualan produk asuransi dan investasi. Bank dengan sandi saham BBNI ini mengategorikan sebagai nasabah tajir bila menempatkan dana minimal Rp 500 juta.

Bila bank pelat merah mencapai target dengan mengoptimalkan produk investasi, bank yang dimiliki asing memilih mengejar target dobel digit dengan meluncurkan produk digital.

PT Bank Commonwealth meluncurkan aplikasi CommBank SmartWealth guna memacu binsis wealth management. EVP Head of Wealth Management & Client Growth Commonwealth Bank Ivan Jaya menyebut lewat aplikasi ini pihaknya mengharapkan dapat AUM naik 15% hingga 20% sepanjang 2019. Per akhir 2018, dana kelolaan atau AUM Bank Commonwealth mencapai sekitar Rp 30 triliun

Menurutnya aplikasi ini memberikan layanan wealth management secara terintegrasi dan memiliki fitur robo-advisory. Ivan bilang CommBank SmartWealth app merupakan hasil kolaborasi CommBank dengan salah satu fintech wealth management dari Swiss.

Aplikasi ini menjawab tiga keinginan utama para nasabah wealth management yang ingin mengetahui seluruh portofolio investasi dengan nilai pasar terbaru kapanpun. Juga berisakan berita-berita pasar secara real-time yang dapat mempengaruhi investasinya. Selain itu juga menghubungkan antara relationship manager dan nasabah setiap saat untuk berkonsultasi.

Begitupun dengan Standard Chartered Bank jugaluncurkan dua layanan baru yakni Online Mutual Funds dan SmartGoals. Produk baru ini membantu nasabah Prioritas dalam melakukan transaksi reksa dana secara online melalui SC Mobile atau iBanking.

"Kedua layanan baru yang kami luncurkan merupakan bentuk komitmen kami untuk berinovasi dalam memudahkan nasabah kami melakukan transaksi dan mengatur kebutuhan finansial mereka. Melalui peluncuran dua layanan baru ini, kami menargetkan pertumbuhan jumlah nasabah Prioritas sebesar 15-20% hingga akhir tahun ini," ujar Bambang Simarno, Managing Director & Head, Wealth Management, Standard Chartered Bank Indonesia.

Bambang bilang layanan Online Mutual Funds akan mempermudah nasabah prioritas dalam melakukan transaksi reksa dana seperti pembelian, pengalihan, dan pencairan secara online. Sedangkan SmartGoals merupakan layanan yang pertama kali ada di Indonesia yang menggabungkan perencanaan finansial sederhana dengan strategi alokasi investasi bagi nasabah.

Layanan ini akan menyesuaikan kemampuan keuangan dan profil investasi masing-masing nasabah Standard Chartered Bank. Sehingga memudahkan nasabah Prioritas untuk berinvestasi secara rutin dan juga tetap dapat mengikuti perkembagan nilai investasinya secara online.

Selain itu, untuk melengkapi layanan proteksi bagi nasabah prioritas, Standard Chartered Bank bekerja sama dengan Allianz akan meluncurkan produk Asuransi perjalanan, NewTravelPro. Produk ini memberikan perlindungan 24 jam untuk perjalanan bisnis dan liburan para nasabah ke seluruh dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×