kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bankir: Suku bunga dasar kredit masih bisa turun pada tahun ini


Kamis, 15 Juli 2021 / 17:58 WIB
Bankir: Suku bunga dasar kredit masih bisa turun pada tahun ini
ILUSTRASI. Kantor cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI).


Reporter: Amanda Christabel | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan adanya penurunan suku bunga kredit perbankan, sejalan dengan tren penurunan suku bunga acuan. Selain itu, BI mencatat rata-rata tertimbang suku bunga kredit pada Mei 2021 berada di angka 9,5% yang menunjukkan penurunan 4 basis poin (bps) dibandingkan bulan sebelumnya.

Salah satunya PT Bank Rakyat Indonesia yang menyatakan per 28 Februari 2021 telah menurunkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) untuk seluruh segmen kredit yang terdiri dari kredit korporasi, ritel, mikro, kepemilikan rumah (KPR), dan non-KPR. Penurunan SBDK ini cukup signifikan, yakni sebesar 150-325 bps.

“Penurunan suku bunga kredit oleh BRI dilakukan untuk mendukung percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional. Saat ini SBDK BRI untuk segmen ritel sebesar 8,25% dan untuk segmen mikro sebesar 14%,” terang Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto kepada KONTAN, Kamis (15/7).

Baca Juga: BPKH tunjuk BCA Syariah sebagai mitra penerima, penempatan dan investasi biaya haji

Aestika juga menjelaskan, sepanjang 2020, bank pelat merah ini juga telah menurunkan suku bunganya secara umum sebesar 75-150 bps. “Bahkan khusus untuk restrukturisasi keringanan suku bunga, BRI menurunkan antara 300-500 bps,” tambahnya.

Untuk informasi tambahan, suku bunga pinjaman tidaklah jadi satu-satunya variabel untuk meningkatkan pertumbuhan kredit nasional. “Berdasarkan perhitungan model ekonometrika, variabel paling sensitif atau elastisitasnya paling tinggi terhadap pertumbuhan kredit adalah konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat,” ujar Aestika.

Dengan demikian, BRI menjadi mitra pemerintah dalam penyaluran bantuan dan stimulus. Hal ini dibarengi dengan harapan dapat meningkatkan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat, sehingga mampu mengerek naik pertumbuhan kredit nasional. “Secara umum, BRI menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 6-7% secara year on year (YoY) di tahun ini,” terangnya.

Aestika bilang kepada KONTAN, BRI memproyeksikan penurunan suku bunga kredit BRI di tahun ini masih dapat dilakukan sebesar 25 bps, mengikuti proyeksi penurunan suku bunga pasar.

Baca Juga: Lebih efisien, Bank Neo Commerce optimalkan kolaborasi dengan ekosistem Alibaba Group

“SBDK dibentuk melalui beberapa variabel, antara lain Harga Pokok Dana Kredit (HPDK), biaya overhead dan margin. Spread SBDK dengan suku bunga deposito didominasi oleh komponen overhead cost (OHC), dan penurunan OHC terus diupayakan dengan efisiensi dan digitalisasi bisnis proses dalam penyaluran kredit,” tutup Aestika.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×